BEIJING, KOMPAS.com - China kaya akan peninggalan arkeologi dan palaentologi. Ilmuwan baru-baru ini menemukan kuburan massal kura-kura purba di barat laut provinsi Xinjiang. Sejumlah 1.800 fosil kura-kura ditemukan di satu wilayah dengan kondisi saling bertumpukan.
Pastinya, tak ada yang sengaja mengubur kura-kura itu. Sekitar 160 juta tahun silam pada musim yang sangat kering, kura-kura yang terkubur itu sedang berkumpul di satu-satunya sumber air, menunggu hujan yang datang terlambat. Saat sumber air kering, semua kura-kura mati.
Hujan yang kemudian datang justru menjadi katastropi. Hujan membawa lumpur dan membawa mayat-mayat kura-kura, mengumpulkannya di satu tempat. Demikianlah kuburan massal itu tercipta dan mengawetkan kura-kura menjadi fosil.
Kura-kura yang ditemukan memiliki ukuran cangkang sekitar 20 cm. Di zona kuburan massal yang paling padat, para arkeolog mengatakan, ditemukan hingga 36 fosil individu kura-kura per 1 meter persegi.
"Tempat itu mungkin memiliki dua kali lipat jumlah individu kura-kura masa Jurrasic yang diketahui hingga kini," kata Walter Joyce, pakar fosil kura-kura dari University of Tubingen di Jerman, seperti dikutip Livescience, Rabu (31/10/2012).
Bagi para palaentolog, sangat sulit untuk mengungkap fosil individu satu dengan yang lain. "Dengan data dari tempat ini, kami akhirnya bisa melihat pola keragaman kura-kura di masa Jurrasic di Asia.," jelas Joyce.
Hasil riset dipublikasikan di jurnal terbitan Jerman, Naturwissenschaften.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.