Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lokasi Pembunuhan Julius Caesar Ditemukan

Kompas.com - 11/10/2012, 18:44 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

MADRID, KOMPAS.com — Arkeolog asal Spanyol menyatakan bahwa timnya telah menemukan lokasi penikaman Julius Caesar, pemimpin Romawi, yang dibunuh pada 15 Maret tahun 44 sebelum Masehi.

Sebelumnya, pembunuhan Caesar dideskripsikan oleh para sejarawan dan dinarasikan dalam sebuah drama oleh William Shakespeare yang memberi kata-kata terakhir "Et tu Brute" atau "dan kamu juga Brutus" merujuk pada Marcus Junius Brutus, orang kepercayaan Caesar (beberapa sumber menyebut Brutus adalah anaknya) yang ikut dalam persekongkolan menghabisi dia.

Arkeolog dari lembaga penelitian di Spanyol bukan hanya menemukan lokasi tempat Caesar dibunuh, tetapi titik yang lebih spesifik, tempat pembunuhan dilakukan.

Bukti pembunuhan yang ditemukan adalah struktur beton selebar 3 meter dan tinggi 2 meter yang ditegakkan oleh anak adopsi dan penerus takhta Romawi, Augustus.

Setelah berkuasa, Augustus meminta prajurit Romawi agar menempatkan struktur tersebut tepat di tempat penikaman untuk mengutuk peristiwa pembunuhan ayahnya.

"Penemuan ini mengonfirmasi bahwa Caesar ditikam tepat di bagian bawah Curia of Pompey saat ia memimpin, duduk di kursi selama pertemuan di senat," demikian pernyataan lembaga penelitian Spanyol.

Antonio Montresso, anggota Institut Sejarah di Pusat Penelitian Ilmu Sosial dan Kemanusiaan Spanyol, mengatakan, titik itu ditemukan sebab adanya struktur yang menyegel tempat pembunuhan Caesar.

"Ada struktur dari era selanjutnya, periode pemerintahan Augustus, yang ditempatkan di tempat Caesar duduk, itu yang kita tahu," papar Montresso seperti dikutip AFP, Rabu (10/10/2012).

"Perbandingan sisa-sisa peninggalan arkeologis dan teks-teks kuno membuat peneliti sampai pada kesimpulan tersebut," tambahnya.

Montresso mengatakan, belum diketahui apakah Caesar juga mati di tempat yang sama; mati secara langsung setelah ditikam, atau beberapa jam sesudahnya. Ia pun mengungkapkan, hasil studi terbuka untuk diperdebatkan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com