Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebiri Ternyata Rahasia Umur Panjang Para "Kasim"

Kompas.com - 25/09/2012, 13:02 WIB
Anmaria Redi Pinta Dasyanti

Penulis

SEOUL, KOMPAS.com — Ada cara agar laki-laki punya potensi umur lebih panjang. Namun, cara tersebut mungkin sulit dilakukan kebanyakan orang. Kenapa? karena caranya adalah dikebiri.

Temuan tersebut merupakan hasil riset para peneliti Korea. Mereka menemukan bukti-bukti bahwa para kasim yang hidup beberapa abad yang lalu hidup lebih lama dari kebanyakan laki-laki di sekitarnya.

Kasim adalah sebutan untuk pelayan istana yang bertugas sebagai penjaga tempat tidur bagi keluarga kerajaan. Untuk menjadi kasim, mereka harus dikebiri sehingga nafsu seksualnya hilang. Ini dilakukan oleh pihak kerajaan agar dalam menjalankan tugasnya mereka tidak berzinah dengan putri atau selir raja.

"Temuan ini menambah petunjuk penting untuk memahami adanya perbedaan rentang usia harapan hidup laki-laki dan perempuan," kata Kyung-Jin Min dari Inha University.

Penelitian dilakukan dengan mempelajari silsilah Kekaisaran Korea saat dipimpin oleh Dinasti Chosun (1392-1910). Seorang kasim diizinkan untuk menikah dan memiliki keluarga, dan mengadopsi anak laki-laki atau perempuan saat itu.

Berdasarkan hasil penelitian dari catatan-catatan silsilah tersebut, Min dan rekannya, Cheol Koo-Lee, dari Korea University menemukan bahwa para kasim bisa hidup 14 sampai 19 tahun lebih lama dari laki-laki lainnya.

Di antara 81 kasim yang mereka teliti, tiga di antaranya hidup sampai usia 100 tahun bahkan lebih. Angka harapan hidup yang lebih tinggi itu tidak terkait dengan gaya hidup karena para kasim umumnya lebih banyak menghabiskan waktunya di luar istana ketimbang di dalam istana.

Bahkan, kenyataan lainnya yang mereka temukan adalah, raja-raja dan anggota kerajaan laki-laki lainnya justru memiliki usia yang pendek. Biasanya mereka hanya hidup sampai usia empat puluhan tahun.

Kesimpulannya, aktivitas hormon seks laki-laki mungkin turut memperpendek usia seorang laki-laki. Tim peneliti ini memublikasikan temuannya dalam jurnal Current Biology.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com