KARANGASEM, KOMPAS -
Itu yang kini terus dilakukan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan. ”Saat ini luasan kawasan konservasi perairan mencapai 15,78 juta hektar dari target 20 juta hektar pada tahun 2020,” ujar Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo saat menyaksikan penenggelaman kapal sebagai pembiakan karang di Pantai Tulamban di Desa Kubu, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem, Bali, Senin (17/9).
Penenggelaman kapal Perambunan buatan 1952 itu, sambung Sharif, juga bertujuan untuk menambah rumpon, yang menjadi rumah bagi ikan di perairan Karangasem. Makin banyak rumah ikan, maka makin banyak pula ikan yang bisa ditangkap nelayan.
Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal, produksi ikan tangkap di Kabupaten Karangasem mencapai 18.560 ton. Produksi terbesar merupakan ikan tongkol krei sebanyak 13.845 ton. Adapun produksi ikan cakalang 1.977 ton.
Kepala Dinas Peternakan, Kelautan, dan Perikanan Kabupaten Karangasem I Ketut Artama mengatakan, produksi itu bernilai Rp 180 miliar. Produksi ikan itu ditangkap 6.500 nelayan menggunakan 5.000 armada, yang umumnya kapal mesin bertenaga 15 PK.
”Ikan di sini umumnya dijual dalam bentuk olahan pindang. Ada sekitar 50 kelompok usaha pengolahan ikan di Kecamatan Kubu, Abang, Manggis, dan Karangasem. Pemasarannya masih untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal, di antaranya ke Denpasar, Klungkung, dan Badung,” kata Artama.
Menteri Kelautan dan Perikanan menginstruksikan bupati di seluruh Indonesia yang memiliki wilayah pesisir untuk membuat zonasi penangkapan ikan dengan pariwisata.