Morotai, Kompas -
Selain Pulau Biak di Papua dan Pulau Enggano di Bengkulu, dipilih Pulau Morotai di Maluku Utara. Pulau Morotai yang dekat dengan garis khatulistiwa dinilai strategis dan ekonomis untuk meluncurkan roket guna menempatkan satelit di orbit geostasioner.
Lokasi itu dikaji kelayakannya untuk meluncurkan roket eksperimen RX-550 tahun depan. Sebelum peluncuran, akan dilaksanakan uji statik dan uji motor roket berdiameter 550 milimeter itu di Pamengpeuk, Banten. ”Uji statik RX-550 dijadwalkan pada 27 September 2012,” kata Kepala Pusat Peroketan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Yus K Markis, Minggu (16/9).
Studi kelayakan peluncuran roket di Morotai dilakukan sejak tahun lalu, kata Kepala Pusat Teknologi Penerbangan Lapan Rika Andiarti. Pengkajian meliputi kelayakan topografi, tata guna lahan, demografi, rencana tata ruang, aksesibilitas, infrastruktur, dan jalur transportasi.
Menurut Erna Sri Adiningsih, Kepala Pusat Pengkajian dan Informasi Kedirgantaraan Lapan, dalam seminar di Ternate, Maluku Utara, Kamis, yang layak sebagai bandar antariksa ialah kawasan pantai timur Morotai, yang memiliki dataran dan bukit.
”Dataran akan digunakan untuk perakitan roket. Perbukitan untuk peluncuran roket,” ujarnya. Daerah itu menghadap laut lepas. Jika gagal dalam peluncuran, roket akan jauh ke laut. Namun, pengembangan bandar antariksa perlu pengkajian komprehensif, bukan hanya aspek teknis, melainkan sosial, budaya, politik, hukum, dan keamanan.
Kendala peluncuran roket di Morotai, menurut Yus, adalah transportasi roket dari Jawa