Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penelitian Terpadu Arkeologi di Trowulan

Kompas.com - 13/09/2012, 02:22 WIB

Jakarta, Kompas - Empat perguruan tinggi mengadakan Penelitian Arkeologi Terpadu Indonesia di situs Trowulan, Jawa Timur. Sebanyak 80 mahasiswa dan 20 dosen pengajar akan menggali area baru di kawasan peninggalan Kerajaan Majapahit tersebut.

Penelitian arkeologi terpadu itu melibatkan Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada, Universitas Udayana, dan Universitas Hasanuddin. Hanya empat perguruan tinggi negeri ini yang memiliki program studi arkeologi. Pihak UI ditunjuk sebagai koordinator penelitian bersama.

Program Penelitian Arkeologi Terpadu Indonesia yang berlangsung 16-29 September itu dibiayai penuh Yayasan Arsari Djojohadikusumo. Tahun 2008, kegiatan serupa pernah dilakukan di situs Trowulan.

Tanpa menyebut jumlah dana yang dianggarkan yayasan tersebut, Heriyanti Untoro, dosen Arkeologi UI yang menjadi wakil ketua pelaksana, Rabu (12/9), mengatakan, penelitian terpadu itu akan menggali sejumlah lokasi baru di area Trowulan. Beberapa temuan yang akan digali adalah lokasi paras kanal di sisi selatan Lantai Segi 6, area sekitar Candi Kedaton (Sumur Upas), situs Nglinguk yang dekat dengan Candi Tikus, dan area halaman Pusat Informasi Majapahit atau Museum Trowulan.

”Penelitian di dasar kanal untuk mengetahui situasi dasar kanal bekas Kerajaan Majapahit,” kata Heriyanti. Area di dekat kanal tersebut telah digali penduduk setempat dan memperlihatkan adanya struktur bata dan temuan pecahan gerabah.

Di Candi Kedaton, peneliti berupaya mencari informasi tentang sistem jaringan air yang selama ini diduga berpusat di Sumur Upas. Sementara di Situs Nglinguk, di belakang perumahan penduduk di sisi selatan jalan menuju ke Candi Tikus, penelitian bertujuan menelusuri temuan bangunan candi andesit dan tembok bata besar yang pernah ditemukan peneliti dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Timur.

Di area halaman Pusat Informasi Majapahit, penelitian sudah sering dilakukan. Namun, hingga saat ini belum pada fase lapisan budaya Majapahit.

”Penggalian berupa test pit di sini diharapkan mendapatkan fenomena arkeologis yang dapat membantu untuk memperkaya pengetahuan situs Trowulan,” ujar Heriyanti.

Selama ini, situs Trowulan merupakan laboratorium besar bagi mahasiswa arkeologi untuk belajar di lapangan sekaligus melakukan penelitian. Karina Arifin dari Laboratorium Arkeologi UI, beberapa waktu lalu, mengatakan, mahasiswa diajar langsung metode penggalian di situs. Ia sudah beberapa kali membawa mahasiswa arkeologi UI ke Trowulan.

”Banyak sekali yang bisa diperoleh mahasiswa di sana,” ungkap Karina. (IND)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com