Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arkeolog Temukan Situs Majapahit di Pagaralam

Kompas.com - 29/08/2012, 15:20 WIB

 

ARKEOLOG TEMUKAN SITUS KOMPLEK CANDI DI PAGARALAM

--------------------------------------------------------------------------------
Back      Print

     Pagaralam, 29/8 (ANTARA) -

Tim dari Balai Arkeologi Palembang, Sumatera Selatan, menemukan situs yang diperkirakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya atau Majapahit yang berupa komplek candi di kawasan hutan lindung Dusun Rimbacandi, Kota Pagaralam.

"Kami menemukan kawasan peninggalan prasejarah yang banyak terdapat candi di atas lahan cukup luas yang diperkirakan mencapai 250 hektare terletak di dua daerah, yaitu Dusun Rimbacandi, Kota Pagaralam dengan Desa Padang Guci, Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu," kata Wali Kota Djazuli Kuris di Pagaralam, Rabu.

Dia mengatakan, berdasarkan hasil survei di Kecamatan Dempo Tengah, itu cukup banyak serpihan dan bebatuan merupakan salah satu bahan untuk pembuatan candi, bahkan ada yang sudah berbentuk mirip dengan peninggalan sejarah tersebut.

"Pagaralam bukan hanya memiliki aset peninggalan bersejarah saja, tapi termasuk sumber daya alam lainnya seperti emas dan termasuk kandungan minyak bumi, serta hutan yang merupakan kawasan terbuka hijau," kata dia.

Ia mengatakan, kemungkinan kalau sudah dilakukan penggalian di situs yang terdapat banyak candi tersebut bisa jadi merupakan terluas di Indonesia.

Namun yang menjadi persoalan kawasan itu, kata Djazuli, merupakan daerah hutan lindung berada di dua wilayah yaitu Kota Pagaralam, Provinsi Sumsel dan Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu.

"Tentunya untuk melakukan penggalian candi tersebut masih harus izin dari pemerintah pusat karena berada di daerah hutan lindung, dan dua provinsi," ungkap dia.

Menurut dia, saat ini cukup banyak arca, kubur batu, dolmen dan ratusan megalit lainnya yang sudah dilakukan penggalian diduga merupakan salah satu komplek pemukiman masyarakat  pada abad VI zaman Kerajaan Majapahit atau erajaan Sriwijaya.

Bahkan pada Mei 2012, kata dia, tim dari Balai Arkeologi Palembang, bekerja sama dengan Kantor Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jambi, melakukan penggalian terhadap penemuan komplek rumah batu dan beberapa benda purbakala yang ditemukan warga Pagaralam.

"Diperkirakan peninggalan purbakala terdapat di setiap daerah Kota Pagaralam ini merupakan bekas dua kerajaan terbesar di Indonesia tertanam dan terkubur tanah akibat gejala alam lain seperti gempa atau gunung meletus," katanya.

Sementara itu, petugas dari Balai Arkeologi Palembang Kristantina Indriastuti mengatakan, memang selama ini daerah Lahat, Pagaralam dan Empatlawang, cukup banyak terdapat penemuan sejumlah benda bersejarah dan benda cagar budaya yang sudah diteliti.

"Namun temuan baru itu masih perlu dilakukan penelitian dan pengkajian dari Balai dan BP3 Jambi untuk memastikan penemuan komplek candi terluas di Indonesia tersebut, termasuk umur dan peninggalan zaman kerajaan apa," ungkap dia.

Kristantina mengungkapkan, sebelumnya sudah pernah melakukan penelitian terhadap berbagai megalitik yang berada di Kecamatan Pajar Bulan, Jarai dan Pulau Pinang, Kabupaten Lahat, termasuk wilayah Pagaralam seperti 118 batu datar, 70 dolmen, 12 tetralith, 12 lumpang batu dan 23 batu lesung.

"Diperkirakan penemuan situs terdapat banyak candi tersebut merupakan peninggalan kedua kerajaan terbesar di nusantara tersebut berumur diatas 4.000-5.000 tahun sebelum masehi," ungkap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com