Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teknologi Budidaya Jenuh Air Pasang Surut untuk Tekan Impor Kedelai

Kompas.com - 21/08/2012, 19:48 WIB

KOMPAS.com - Produktivitas kedelai Indonesia lebih rendah dari konsumsinya. Akibatnya, Indonesia harus mengimpor kedelai untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri. Catatan Badan Pusat Statistik  pada tahun 2011 menyatakan, impor kedelai mencapai 2.08 juta ton.

Pakar kedelai Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Munif Ghulamahdi  menemukan inovasi untuk  menjawab masalah rendahnya  produktivitas tanaman kedelai. Caranya adalah lewat teknologi budidaya kedelai di lahan pasang surut.

Dengan risetnya, Munif bisa menghasilkan hingga  400 polong kedelai per tanaman, dengan rata-rata 105 polong per tanaman pada populasi 400.000 tanaman per hektar. Panen massal telah dilakukan  pada tahun 2009 di lahan ujicoba di Desa Banyu Urip, Kecamatan Tanjung Lago, Kabupaten Banyuasin, Propinsi Sumatera Selatan.

Kedelai ini pada awalnya ditanam pada lahan pasang surut seluas 0,25 hektar yang dapat menghasilkan 4,63 ton biji kering/ha. Selanjutnya kedelai ditanam secara massal pada lahan seluas 2.5 ha, dan petani masih mampu menghasilkan pada kisaran 2.75-3.38  ton/ha. Produktivitas kedelai  di lahan pasang surut ini tergolong tinggi, karena biasanya jika ditanam dengan sistem budidaya kering hanya mampu  menghasilkan 0.8 ton/ha.
 
Dari beberapa varietas kedelai yang diujicobakan seperti Tanggamus, Slamet, Willis dan Anjasmoro,  Tanggamus merupakan varietas dengan hasil terbaik yang dikembangkan dengan teknologi budidaya jenuh air di lahan pasang surut.

Walaupun rata-rata masing-masing varietas tanaman memiliki perkembangan yang sangat baik. Varietas Tanggamus dapat mencapai hasil sebanyak 4,63 ton biji kering/ha. Sehingga Prof. Munif merekomendasikan kepada petani untuk memilih Tanggamus karena merupakan tanaman kedelai yang memiliki hasil terbaik.
 
Dalam penanaman kedelai di lahan pasang surut, irigasi terus-menerus diperlukan untuk menjaga permukaan air tetap stabil. Air diberikan sejak tanaman berumur 14 hari sampai polong berwarna cokelat.
 
Indonesia memiliki wilayah pasang surut 20,1 juta hektar dan sekitar 9,53 juta hektar berpotensi untuk dijadikan lahan pertanian secara umum. Lahan pasang surut yang mempunyai potensi tinggi untuk ditanami kedelai seluas 2,08 juta ha.

Penelitian ini terpilih sebagai satu dari 103 Inovasi Indonesia Paling Prospektif tahun 2011 yang diselenggarakan Bussiness Inovation Center  didukung Kementerian Riset dan Teknologi RI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com