Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bibit untuk Lahan Kritis

Kompas.com - 15/08/2012, 05:06 WIB

Jakarta, Kompas - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi merekayasa bibit tanaman

diperkaya jamur mikoriza dan bakteri rizosfer untuk lahan kritis. Benih ditebarkan dengan pesawat udara.

”Ini lanjutan dari riset biji tumbuh mandiri (bituman) yang dilakukan sejak tahun 2009,” kata perekayasa utama bidang Teknologi Sumber Daya Lahan Wilayah dan Mitigasi Bencana pada Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Agus Kristijono, Selasa (14/8), di Jakarta.

Jamur mikoriza dan bakteri rizosfer berperan sebagai pupuk. Jamur mikoriza akan tumbuh bersimbiosis dengan perakaran dan mengikat nitrogen untuk menunjang pertumbuhan tanaman. Bakteri rizosfer berperan mengikat fosfat.

”Nitrogen dan fosfat dibutuhkan sebagai pupuk,” kata Agus.

Bituman yang dapat ditebarkan dengan pesawat udara akan direalisasikan tahun anggaran 2013.

Agus mengatakan, kelemahan sekaligus kelebihan mikoriza ini hanya aktif di lahan miskin unsur hara. Mikoriza sangat menunjang kegiatan pemulihan lahan bekas tambang yang terkelupas lapisan tanah humusnya. ”Mikoriza justru tumbuh lambat di lahan subur,” kata Agus.

BPPT mendaftarkan hak paten atas teknologi yang diberi nama Bituman ini. Penerapan sudah dilakukan di dua provinsi, yaitu Kalimantan Timur dan Sulawesi Tenggara.

”Perusahaan-perusahaan tambang semestinya mengembangkan teknologi ini untuk mempercepat penghutanan kembali lahan-lahan yang selesai ditambang,” kata Agus.

Pemanfaatan hasil riset dan rekayasa untuk penghutanan kembali lahan kritis saat ini masih sangat minim. Selain BPPT, periset Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) juga mengembangkan cara untuk menunjang pemulihan lahan.

LIPI juga menghasilkan produk Beyonic, pupuk organik yang diperkaya dengan mikroorganisme sesuai lokasi. Menurut Kepala Inovasi LIPI Bambang Subiyanto, produk tersebut dapat digunakan untuk bioremediasi atau pemulihan lahan bekas tambang. (NAW)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com