Mekanisme Gempa Besar Simeuleu Teruraikan

Kompas.com - 21/07/2012, 03:58 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

CALIFORNIA, KOMPAS.com - Gempa bermagnitud 8,6 yang terjadi di Simeuleu pada bulan April 2011 lalu tercatat sebagai gempa akibat sesar geser terbesar sepanjang sejarah.

Gempa yang berpusat di dalam lempeng tersebut langka sebab memiliki magnitud besar tetapi mengakibatkan tsunami kecil.

Lingsen Meng dari California Institute of Technology di Pasadena mempelajari bagaimana gempa tersebut bisa terjadi. Ia meneliti mekanisme gempa dengan teknik yang disebut back-projection imaging untuk mengetahui gelombang seismik yang terjadi pada saat gempa.

Hasil riset menemukan, mekanisme gempa sangat rumit. Dengan gempa sebesar yang terjadi di Simeuleu, biasanya akan terbentuk rupture panjang.

Namun yang terjadi, rupture yang terbentuk berupa zig zag, akibat 4 sesar geser, tiga diantaranya tegak lurus dengan satu yang lain.

"Saya sangat terpesona mengetahui ini sebab gempa yang sebesar ini, melibatkan sistem patahan yang begitu kompleks, jarang terjadi. Ini mungkin satu-satunya yang saya lihat dalam hidup saya," kata Meng seperti dikutip Our Amazing Planet, Kamis (19/7/2012).

Meng menguraikan, gempa bermula dari tiga sesar yang saling terhubung. Pertama dari sesar barat laut-tenggara, lalu tegak lurus ke timur laut-barat daya. Lalu, diikuti dengan sesar barat laut-tenggara dan terakhir seperti melompat paralel namun masih arah barat laut-tenggara.

Dua jam sesudahnya, pada gempa susulan bermagnitud 8,2, gempa bermula dari ujung selatan dari sesar barat daya-tenggara dan kemudian melompat ke bagian yang paralel dengannya. Sketsa sesar yang berperan dalam gempa dan arah rupture bisa dilihat pada gambar.

Meng mengungkapkan, berdasarkan temuan ini, gempa tidak hanya bisa terjadi di zona subduksi saja, tetapi bisa di dalam lempeng. Gempa besar berpotensi terjadi jauh dari zona subduksi akibat lompatan antara satu sesar dengan sesar lain dalam satu lempeng.

Pada peristiwa gempa Simeuleu, sesar naik atau turun tak terjadi. Namun, sebenarnya, hal itu mungkin terjadi di dalam lempeng. Meng mengungkapkan perlunya assesment potensi gempa di dalam lempeng.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terpopuler

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau