Partikel "Mirip" Partikel Tuhan Ditemukan

Kompas.com - 04/07/2012, 21:41 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

JENEWA, KOMPAS.com - Pencarian Partikel Tuhan atau Higgs Boson sampai pada salah satu titik yang membahagiakan. Hari ini, ilmuwan Organisasi Eropa untuk Riset Nuklir (CERN) mengumumkan keberhasilannya menemukan partikel baru yang konsisten dengan Higgs boson.

"Penemuan baru kami konsiten dengan Higgs boson yang telah lama dicari. Kita telah membuat lompatan besar dalam pemahaman kita tentang semesta," ungkap Direktur CERN, Rolf Heuer, seperti dikutiop kantor berita AFP, Rabu (4/7/2012).

"Penemuan partikel ini akan membuka jalan untuk penelitian lebih detail, yang memerlukan data statistik lebih besar, yang akan mengurai karakteristik partikel yang ditemukan dan menguak misteri lain tentang alam semesta," kata Peter Higgs, ilmuwan Inggris yang mencetuskan landasan konseptual tentang Higgs boson.

Higgs boson adalah partikel misterius yang selama ini hanya eksis dalam teori. Pencarian Higgs boson berguna untuk mensahihkan Standar Model Fisika Partikel, terutama menerangkan mengapa suatu partikel memiliki massa dan yang lain tidak.

Diketahui, pada masa awal semesta, tepatnya setelah Big Bang, semua partikel tidak memiliki massa. lalu pada saat semesta mendingin, gaya yang disebut medan Higgs terbentuk bersama Higgs boson. Interaksi dengan Higgs boson menentukan apakah partikel akan memiliki massa.

Jika interaksi dengan Higgs boson semakin kuat, maka partikel tersebut akan memiliki massa yang semakin besar. Sebaliknya, jika berhasil lolos dari pengaruh Higgs boson, maka partikel takkan memiliki massa. Contoh yang tidak memiliki massa adalah foton cahaya.

Medan Higgs dan Higgs boson begitu penting. Tanpa adanya medan Higgs, semesta akan menjadi tempat yang sangat berbeda. Atom sulit terbetuk dan ikatan kimiat pun demikian. Tanpanya, planet, galaksi dan tentunya makhluk hidup takkan mungkin tercipta.

Perburuan Higgs boson di CERN dilakukan oleh dua eksperimen, Compact Muon Solenoid (CMS) dan A Toroidal LHC Apparatus (ATLAS). Perburuan dilakukan dengan menumbukkan partikel dan mengobservasi adanya Higgs boson. Higgs boson sendiri tak diamati secara langsung sebab umurnya pendek. yang diobservasi ialah jejaknya.

Hasil eksperimen CMS yang diumumkan hari ini menyatakan bahwa mereka telah menemukan partikel dengan massa 125,3 gigaelectrovolt (GeV), sekitar 133 kali lebih lebih besar dibandingkan massa proton yang tersimpan dalam setiap atom. Sementara hasil eksperimen ATLAS menunjukkan massa 126 GeV.

Kesahihan hasil analisis dinyatakan dalam signifikansi statistik. Untuk CMS, signifikansinya adalah 4,9 sigma, berarti peluang hasil salah adalah 1 dibanding 2 juta. Sementara, signifikansi ATLAS adalah 5 sigma, berarti kemungkinan hasil salah adalah 1 dibanding 3,5 juta. Hasil ini cukup meyakinkan ilmuwan bahwa mereka menemukan boson.

Dalam pengumuman hasil riset kali ini, ilmuwan menyatakan bahwa mereka menemukan partikel yang konsisten dengan Higgs boson. Hal ini berarti bahwa para ilmuwan belum yakin bahwa boson yang ditemukan adalah Higgs boson atau Partikel Tuhan.

"Ini mungkin Higgs boson, tetapi mungkin juga sesuatu yang lebih besar, yang akan membuak pintu menuju teori baru yang melampaui Standar Model," ungkap Anthony Thomas dari University of Adelaide yang diamini oleh fisikawan CERN, Yves Sirois.

Langkah ke depan, baik CMS maupun ATLAS masih akan terus bekerja untuk mengurai karakteristik partikel yang baru saja ditemukan. Hanya dengan mengetahui ciri-ciri partikel tersebut, konfirmasi bahwa partikel baru merupakan Partikel Tuhan bisa dinyatakan. Pencarian Higgs boson masih akan terus berlanjut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


    Video Pilihan Video Lainnya >

    Terpopuler

    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
    atau