Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merangin, Ladang Riset Geologi Dunia

Kompas.com - 01/06/2012, 18:39 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Koordinator Divisi Geologi Tim Peneliti Geopark Merangin Fauzi Hasibuan dari Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengatakan, Geopark Merangin akan menjadi ladang riset utama para geolog dunia dalam mempelajari evolusi bumi.

"Dengan melihat perkiraan umur Geopark Merangin yang berusia 300 juta tahun, ke depan dipastikan geopark itu akan menjadi obyek riset utama para geolog dunia," katanya di Jambi, Kamis (31/5/2012).

Di Merangin, peninggalan fosil kayu dan tumbuhan serta kerang-kerangan yang tercetak membatu di batu endapan lava dan abu vulkanik gunung purba tersedia cukup banyak dan lengkap.

Kekayaan geologis Geopark Merangin lebih tinggi dibandingkan dengan geopark lain di China dan Amerika Serikat karena masuk kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat yang relatif masih terjaga.

Fauzi berkeyakinan, fosil-fosil di Merangin banyak tersebar di sepanjang Sungai Batang Merangin dan Mengkarang. Ia juga yakin, fosil banyak terdapat di dalam tanah.

Menurut dia, penelitian yang telah dilakukan tim geologi dari Badan Geologi Kementerian ESDM selama ini belum sepenuhnya tuntas. Ini karena dunia riset tidak pernah berhenti pada satu titik kesimpulan, tetapi akan terus berkembangan atau dikembangkan menuju temuan-temuan baru.

"Peneliti di masa depan bisa saja melakukan ekskavasi kalau memang membutuhkan informasi dan materi riset yang lebih lengkap. Di Geopark Merangin ini diyakini masih banyak fosil geologi lain yang terpendam di dalam tanah," ujarnya.

Fauzi mengatakan, dengan penelitian dan promosi Badan Geologi Kementerian ESDM serta Pemerintah Provinsi Jambi melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata bersama Pemerintah Kabupaten Merangin, keberadaan Geopark Merangin dapat segera diakui UNESCO pada 2015. Dengan demikian, Geopark Merangin akan masuk dalam jaringan geopark dunia (global geopark network).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com