JAKARTA, KOMPAS.com — Kasus kematian satwa koleksi Kebun Binatang Surabaya rupanya sudah menjadi perhatian dunia. Salah satu yang mengajukan keprihatinan adalah musisi Inggris, Morrissey, yang meminta Pemerintah Indonesia segera menutup KBS setelah ratusan satwanya tewas atau hilang, seperti dilansir AFP, Selasa (8/5/2012).
Mantan vokalis band indie The Smiths itu bahkan mengajukan seruannya melalui surat kepada Menteri Kehutanan Indonesia Zulkifli Hasan sebelum tampil di Jakarta, Kamis (10/5/2012).
"Kementerian Anda meminta perubahan di Kebun Binatang Surabaya, tetapi belum ada pembenahan hingga kini," kata aktivis hak hewan dalam suratnya, yang diperoleh AFP dari People for the Ethical Treatment of Animals (PETA).
"Tidak akan ada pembenaran dari debat dan penundaan yang sepertinya tak berujung, sementara satwa-satwa itu terus menderita dan mati. Segeralah bertindak untuk menutup Kebun Binatang Surabaya dan memindahkan satwa-satwa itu ke lingkungan yang lebih layak."
Bersama The Smiths, Morrissey merilis album berjudul Meat is Murder pada 1985.
Menurut kantor berita Antara, kebun binatang terbesar di Indonesia itu kehilangan ratusan satwa koleksinya. Sementara itu juru bicara KBS mengatakan, sekitar 500 hewan penghuninya mati selama tahun 2010 hingga 2011.
Pada Maret lalu, satu-satunya jerapah koleksi KBS ditemukan mati. Dalam perut satwa itu ditemukan 20 kilogram sampah plastik. Diduga jerapah itu memakan plastik bungkus makanan yang dibuang pengunjung KBS ke kandangnya.
Sebelumnya, seekor harimau sumatera juga mati dan tiga bayi komodo hilang, yang diduga karena dicuri dan dijual ke pasar gelap.
Kepada AFP, seorang pejabat Kementerian Kehutanan mengatakan tidak ada rencana menutup KBS. "Kami berusaha memperbaiki kesejahteraan satwa-satwa itu dengan cara membentuk tim independen yang melibatkan para pakar," tutur Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Kementerian Kehutanan Bambang Novianto.
"Memang benar ada sejumlah hewan yang mati di Kebun Binatang Surabaya karena melebihi kapasitas dan kurangnya fasilitas yang layak, tetapi banyak yang mati karena umurnya sudah tua," ungkap Bambang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.