Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karst di Luar Kawasan Lindung Lebih Terancam

Kompas.com - 03/05/2012, 16:18 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

CIBINONG, KOMPAS.com - Kawasan karst yang berada di luar zona lindung lebih terancam dari kegiatan eksploitasi seperti tambang semen dan marmer.

"Kalau yang berada di kawasan dilindungi sudah jelas terlindungi. Yang tidak terjamin adalah yang di luar kawasan lindung, " kata Amran Achmad, Kepala Laboratorium Sumber Daya Hutan dan Ekowisata, Universitas Hasanuddin.

Amran mencontohkan kasus di kawasan karst Maros Pangkep di Sulawesi. Dari 40.000 hektar kawasan karst yang ada, hanya 20.000 hektar yang masuk zona dilindungi.

"Di luar kawasan, masih ada kawasan karst yang terpecah-pecah dalam beberapa lokasi," papar Amran dalam Lokakarya "Ekosistem Karst Untuk Kelangsungan Hidup Bangsa" di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Cibinong, Kamis (3/5/2012).

Kawasan karst yang berada di luar zona dilindungi bukan berarti kawasan yang minim kekayaan biologi maupun arkeologi.

Amran mengatakan, "Kalau kawasan karst-nya terpecah-pecah, justru biodiversitasnya lebih khas."

Ia juga menambahkan bahwa banyak gua di kawasan karst yang tidak masuk area dilindungi menyimpan kekayaan arkeologis, berupa artefak peninggalan kehidupan di masa lampau.

Saat ini, aktivitas pertambangan semen berlangsung di kawasan karst Maros Pangkep. Pertambangan berlangsung di dekat karst yang punya kekayaan arkeologis sehingga berpotensi menciptakan gangguan bagi ekosistem karst.

Peneliti LIPI yang menggeluti Kala Cemeti, Cahyo Rahmadi, mengatakan bahwa pertambangan, alih fungsi kawasan karst serta aktivitas manusia terbukti mengganggu keseimbangan ekosistem.

"Pada daerah yang tidak terganggu, proporsi jenisnya bagus. Kalau di daerah yang terganggu, ada semut yang jumlahnya sangat meningkat, jomplang. Ini jelas salah," kata Cahyo.

Untuk mendukung pengelolaan kawasan karst yang baik, Amran mengusulkan perlunya pendataan potensi kawasan. Wilayah yang memiliki kekayaan geologis, arkeologis maupun geologis seharusnya dilindungi.

Kawasan karst Maros Pangkep adalah salah satu hotspot karst di dunia, paling kaya biodiversitas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Video Pilihan Video Lainnya >

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com