Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dana Riset Cekak, Indonesia Sulit Bersikap Tegas

Kompas.com - 09/04/2012, 12:01 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kecolongan publikasi ilmiah sering terjadi di Indonesia. tapi yang lebih menyedihkan, kecolongan juga terjadi pada material penelitian berupa sampel makhluk hidup, artefak, data maupun produk.

Beberapa peristiwa pengambil material penelitian sebenarnya diketahui namun sulit disikapi dengan tegas. Salah satu sebabnya adalah dana riset yang minim.

"Selama ini penelitian kelautan kita sebagian besar tergantung pada Jepang," ungkap Hagi Mulya Sugeha, peneliti ikan sidat dari Pusat Penelitian Oseanografi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), memberikan contoh dalam dunia riset kelautan.

"Kita tahu bahwa ada sesuatu yang berharga. Tapi ketika mereka mau ambil, kita juga kesulitan. Kalau mereka bilang, 'kan dananya dari kita', kita mau bagaimana lagi," papar Hagi.

Pengambilan material penelitian, seperti spesimen hewan, sebenarnya menuntut Material Transfer Agreement (MTA). Hal ini sudah dilakukan oleh lembaga penelitian di Indonesia.

"Tapi karena minim dana, jadi kadang MTA dan MoU (Nota Kesepahaman) juga cuma sekedar catatan hitam di atas putih," tutur Hagi saat dihubungi Kompas.com, Minggu (8/4/2012).

Menurut Hagi, kunci agar Indonesia bisa bersikap tegas adalah dana penelitian yang memadai. Dalam kerjasama penelitian, Indonesia juga harus menyediakan dana yang cukup, bukan cuma tergantung pihak lain.

"Kita harus punya dana pendamping. Ini berupa grant dari pemerintah untuk penelitian. Kita punya dana, lalu kita undang pihak lain untuk kerjasama," kata hagi.

Hagi menambahkan, saat ini lembaga penelitian juga perlu meninjau ulang nota kesepahaman. Stakeholder yang terkait dengan kerjasama riset juga harus jelas tugas dan perannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com