Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/03/2012, 16:00 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengusulkan pembangunan industri sel surya untuk mendukung pemanfatan energi surya sebagai sumber listrik.

Tercatat hingga tahun 2011, aplikasi energi surya baru sebesar 17 MWp. Jika dibandingkan dengan kapasitas terpasang pembangkit listrik yang sebesar 33,7 GW, kontribusi tenaga surya baru 0,05 persen.

Jumlah tersebut masih terlalu kecil. Indonesia memiliki target bahwa pada tahun 2025, kontribusi energi terbarukan dalam bauran energi adalah 17 persen, dengan 0,2-0,3 persen tenaga surya.

Langkah serius untuk mengejar target diperlukan. Dari sisi tenaga surya, peningkatan kapasitas hingga 65 MW per tahun diperlukan. Saat ini, penetrasi energi surya baru 2,5 MW per tahun.

"Untuk memenuhi target itu kita harus mebangun industri sel surya karena tidak mungkin sel surya kita impor semua," kata Marzan Azis Iskandar, Kepala BPPT, di Jakarta (6/3/2012).

Hingga saat ini, 60 persen sel surya di Indonesia masih impor. Masalah yang muncul adalah mahalnya harga sistem fotovoltaik, apalagi dengan tumbuhnya pasar modul fotovoltaik di Eropa dan Jepang.

Kholid Akhmad, Chief Engineer Studi Kelayakan Industri Sel Surya Nasional dari BPPT, mengatakan, "Uang yang kita buat beli ke luar sebenarnya bisa kita pakai untuk mengembangkan sendiri. Jadi memang kita harus membangun."

Investasi industri sel surya menggunakan teknologi kristalin silikon adalah sekitar 450 miliar rupiah untuk 60 MWp. Sementara, jika mengimpor, dibutuhkan 1 juta dollar per 1 MWp.

Kholid mengungkapkan, pembangunan industri memang juga akan menelan biaya. Namun di masa depan, harga produk energi surya bisa lebih rendah jika selutruh sistemnya diupayakan industri dalam negeri.

Menurut Kholid, beberapa pihak sudah merespon usulan BPPT dengan menanamkan investasi. Ditargetkan, industri bisa menghasilkan sel surya yang memanen daya 60 MWp per tahun.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com