Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunung Sadahurip dari Lava, Bukan Piramida

Kompas.com - 14/02/2012, 21:41 WIB

GARUT, KOMPAS.com — Gunung Sadahurip di Desa Sukahurip, Kecamatan Pangatikan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, merupakan tumpukan lava yang mengeras. Dengan demikian, secara ilmiah gunung ini tidak bisa disebut sebagai peninggalan bersejarah berupa piramida.

"Ini bisa dibuktikan dengan ditemukannya batu-batuan dari lava yang mengeras dan menjadi fosil di gunung itu," kata Pengurus Ikatan Ahli Geologi Indonesia, Sujatmiko, dalam seminar "Tidak Ada Piramida di Gunung Sadahurip" di Gedung Korpri, Garut, Selasa (14/2/2012).

Sujatmiko menyarankan agar pemerintah tidak meneruskan penelitian di Gunung Sadahurip yang berbentuk seperti piramida itu karena berdasarkan kajian tidak ada kaitan nilai sejarah peradaban manusia. Ia menjelaskan, gunung tersebut seperti gunung api purba yang sudah menjadi fosil sehingga tidak bisa disebut sebagai gunung yang terbentuk oleh manusia dengan peninggalan piramida bersejarah.

Gunung Sadahurip yang diperkirakan berusia dua hingga lima juta tahun, kata Sujatmiko, terbentuk akibat adanya magma yang tidak meletus. Magma itu mendorong perut bumi, selanjutnya lava yang keluar membentuk permukaan bumi menyerupai gunung. "Tidak ada kaitan dengan peradaban prasejarah, tetapi kalau penasaran, silakan lanjutkan penelitian," katanya.

Pendapat yang sama disampaikan anggota staf Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Binarko, yang menjadi peserta dalam seminar itu. Ia menyatakan bahwa Gunung Sadahurip merupakan gunung biasa yang terbentuk secara alami dari lava yang menumpuk menyerupai gunung.

Menurut dia, setiap kali magma keluar dari perut bumi terdapat berbagai kandungan, seperti logam berharga dan kandungan emas di kawasan Gunung Sadahurip. Adanya kandungan yang berharga itu membuat Binarko khawatir bahwa penyebaran isu soal adanya piramida justru dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok yang ingin mengambil keuntungan. "Lebih baik distop, tetapi kalau memang merasa penasaran, silakan saja lakukan penelitian yang sesuai prosedur dan mengantongi izin," katanya.

Budayawan Usep Romli yang menjadi pembicara dalam seminar itu berharap pemerintah tidak terbuai isu peninggalan bersejarah sehingga meninggalkan tugas pokok sebagai pelayan masyarakat. "Kalau terus-terusan konsentrasi dengan isu gunung piramid, saya khawatir tugas pokok dan fungsi pemerintah sebagai pelayan masyarakat terlupakan," katanya.

Berkembangnya informasi adanya peninggalan bersejarah di Gunung Sadahurip berasal dari Staf Khusus Presiden Bidang Bencana Alam dan Bantuan Sosial, Andi Arief, yang kemudian membentuk Tim Bencana Katastropik Purba. Tim ini menduga ada bangunan berbentuk piramida yang usianya lebih tua dari Piramida Giza di Mesir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com