Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karet Naik, Vanili dan Cengkeh Anjlok

Kompas.com - 06/02/2012, 03:58 WIB

Sekadau, Kompas - Di tengah tren penurunan harga karet nasional, harga karet lembaran di Kabupaten Sekadau Kalimantan Barat, justru naik dari Rp 15.000 ke Rp 18.000 per kilogram. Hal ini dipicu oleh turunnya produksi di tingkat petani.

Sebaliknya di Gorontalo harga vanili jatuh drastis dari Rp 250.000 menjadi 4.000 per kg. Begitu pula harga cengkeh yang melorot tajam dari Rp 80.000 menjadi Rp 20.000-Rp 30.000 per kg.

Laurensius Turut (64), petani karet di Desa Nanga Mahap Kecamatan Nanga Mahap Kabupaten Sekadau Kalbar, mengatakan, harga terus bergerak naik sejak Desember lalu.

”Desember 2011 lalu, harga karet turun cukup banyak. Semula, harga karet sheet atau lembaran dari Rp 19.000 menjadi Rp 15.000 per kg. Kini sudah naik lagi menjadi Rp 18.000 per kg,” katanya, Jumat (3/2).

Selain karet sheet, harga getah karet yang belum dibentuk lembaran juga naik dari Rp 11.000 menjadi Rp 12.000 per kg.

Kenaikan harga karet di Sekadau dipicu oleh berkurangnya stok di pabrik-pabrik pengolahan dan berkurangnya produksi. ”Setiap masuk tahun baru Imlek, harga karet memang selalu naik karena bos-bos Tionghoa yang sering membeli getah libur sehingga pasokan ke pabrik berkurang,” ujar Turut.

Saat musim hujan seperti ini, produksi getah karet juga berkurang karena petani tidak bisa menyadap karet. Di Nanga Mahap, para petani hanya bisa menyadap 3-4 hari dalam seminggu sehingga rata-rata produksi 20 kg per hektar per hari turun menjadi 15 kg per hektar per hari.

Kepala Dinas Perkebunan Kalbar Hiarsolih Buchori mengatakan bahwa daerahnya belum terpengaruh oleh tren penurunan permintaan internasional terhadap berbagai komoditas perkebunan.

Gubernur Kalbar Cornelis mengemukakan, permintaan akan produk olahan dari komoditas perkebunan di Kalbar, seperti minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO), juga tidak menurun, utamanya ke China.

Sementara itu, warga Desa Dulamayo, Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo, membiarkan tanaman vanili dan cengkeh mereka tidak terurus. Pasalnya, harga vanili dan cengkeh terus-menerus merosot. Ribuan batang tanaman vanili dan ratusan pohon cengkeh di Desa Dulamayo saat ini tidak terawat. Sebagian dari kedua jenis tanaman tersebut mati tak terurus. Bahkan, ada warga yang menebang tanaman vanili atau cengkeh untuk diganti dengan tanaman kemiri.

(AHA/APO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com