Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sujatmiko: "Kami Ngotot Karena Tidak Ingin Negara Dipermalukan"

Kompas.com - 03/02/2012, 15:52 WIB
Didit Putra Erlangga Rahardjo

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Geolog Sujatmiko menyatakan bahwa alasan dia ngotot membantah teori keberadaan piramid di Gunung Sadahurip dan Lalakon adalah berdasarkan ilmu yang dikuasai. Selain itu, dia tidak ingin hal ini nantinya jadi bahan olok-olok dunia internasional kepada Indonesia.

Hal tersebut diutarakan Sujatmiko sewaktu menjadi pembicara salam seminar yang diselenggarakan Ikatan Ahli Geologi Indonesia di Bandung, Jumat (3/2/2012). Seminar tersebut mengupas maraknya kabar keberadaan piramid di Gunung Lalakon, Kabupaten Bandung, dan Sadahurip, Kabupaten Garut.

Sujatmiko menuturkan bahwa dia tidak mempercayai keberadaan piramid di bawah gunung tersebut berdasarkan penelitian bebatuan yang justru mengindikasikan bahwa bentuk nyaris limas itu terjadi karena proses kegunungapian.

Dia menyesalkan langkah Tim Katastrofik Purba di bawah pemerintah yang dianggapnya tergesa dalam membuat pengumuman nasional mengenai keberadaan piramid tanpa riset yang kuat.

"Jangan sampai kemudian presiden menyebutnya di forum internasional dan jadi tertawaan. Apa nanti kata anak cucu kita?" kata Sujatmiko.

Sementara itu, Eko Yulianto dari LIPI yang hadir dalam seminar tersebut meminta semua pihak tidak mengolok-olok ekspedisi untuk mengungkap keberadaan piramid di Sadahurip maupun Lalakon. Pasalnya, beberapa penemuan ilmiah kerap didahului dengan silang pendapat.

"Sebut saja penemuan kerangka manusia di Gua Pawon maupun kerangka Homo Floresiensis yang ditemukan di Flores," ujarnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com