Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Enggano Jadi Pusat Riset Iklim

Kompas.com - 24/01/2012, 22:00 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

BENGKULU, KOMPAS.com — Pulau Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, akan dijadikan pusat riset iklim dan kedirgantaraan yang dikelola Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional.

”Pulau Enggano bukan untuk peluncuran satelit pertahanan, melainkan pusat riset iklim dan teknologi terapan lainnya,” kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Bengkulu Edy Waluyo, di Bengkulu, Selasa (24/1/2012). Ia mengatakan, kerja sama dengan Lapan sudah dirintis dengan menandatangani nota kesepahaman terkait rencana pembangunan pusat riset tersebut.

Sebelumnya, dikhawatirkan pembangunan stasiun peluncur satelit itu akan berpengaruh buruk bagi penduduk yang bermukim di pulau terluar itu. ”Kalau untuk kepentingan pertahanan, tentu tidak dibangun di wilayah yang ditempati penduduk,” tambahnya.

Edy mengatakan, dalam waktu dekat Lapan akan memutuskan apakah proyek itu layak diteruskan atau tidak karena mereka sudah melakukan survei awal. Tim survei dari Lapan dan Pemerintah Provinsi Bengkulu menetapkan tiga calon lokasi pembangunan yang sudah disurvei dan hasilnya segera diputuskan. Ketiga lokasi tersebut berada di selatan pulau atau masyarakat menyebutnya ”sebalik pulau” karena tidak ada permukiman di kawasan itu.

Masyarakat khawatir

Koordinator Kepala Suku Pulau Enggano Iskandar Zulkarnain Kauno mengkhawatirkan pembangunan proyek Lapan tersebut akan meminggirkan nelayan setempat.

”Informasi yang kami dapat, salah satu rencana lokasi pembangunan adalah Teluk Kiyoyo, yang merupakan pusat kegiatan nelayan karena perairan strategis penangkapan ikan,” katanya.

Untuk itu, ia meminta pemerintah mengkaji ulang rencana pembangunan tersebut, terutama dampaknya terhadap kehidupan masyarakat nelayan di pulau terluar itu. ”Jangan sampai pembangunan tersebut menghilangkan mata pencaharian nelayan sehingga kami semakin miskin,” katanya.

Sementara Kepala Resor Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Pulau Enggano Rendra Regen Rais mengatakan, tiga lokasi yang disurvei berada dekat dengan kawasan konservasi.  ”Satu lokasi berada di dalam kawasan konservasi Taman Buru Gunung Nanua sehingga dikhawatirkan mengganggu ekosistem kawasan itu,” katanya.

Selain di dalam Taman Buru Gunung Nanua yang berjarak 14 kilometer dari Desa Malakoni, dua lokasi lainnya berada di sekitar Cagar Alam Kiyoyo II.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com