Jakarta, Kompas -
Wakil Ketua Komisi I DPR dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (F-PDIP) Tubagus Hasanuddin di Jakarta, Kamis (12/1), menjelaskan, mayoritas fraksi di Komisi I DPR menolak rencana pembelian tank Leopard itu. Tank Leopard tidak cocok dengan kondisi geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan.
Menurut dia, tank Leopard cocok untuk negara kontinental dengan daratan yang luas, seperti wilayah gurun pasir. Tank itu memiliki kemampuan tembak hingga 6 kilometer. Yang cocok untuk wilayah Indonesia adalah jenis tank dengan kemampuan menembak lurus dengan jarak 1-2 kilometer.
Selain itu, kata anggota Komisi I dari Fraksi Partai Amanat Nasional (F-PAN), Teguh Juwarno, tank dengan bobot 62 ton itu juga tidak akan leluasa bermanuver. Apalagi, jembatan di Indonesia umumnya hanya bisa menampung beban sekitar 40 ton.
Alasan lain yang dinilai prinsipil adalah pembelian tank Leopard tidak pernah direncanakan sebelumnya. ”Pembelian tank ini tidak pernah muncul dalam perencanaan Kementerian Pertahanan dalam pembelian peralatan utama sistem persenjataan (alutsista),” kata Teguh.
Komisi I DPR khawatir, tank itu hanya akan menjadi pajangan atau dipamerkan saat parade hari ulang tahun TNI. Sebab, tank itu tidak mungkin cocok digunakan untuk upaya pertahanan.
Hasanuddin menjelaskan, biaya pembelian tank bekas itu dialokasikan dari dana pinjaman luar negeri sebesar 6,5 juta dollar Amerika Serikat. Komisi I DPR berharap, jika pemerintah tetap akan membeli tank, sebaiknya membeli jenis lain yang lebih cocok dengan kondisi geografis negeri ini.