JAKARTA, KOMPAS.com - Penampakan dan suara petir selalu dianggap menakutkan. Setiap kali melihat atau mendengarnya, orang selalu menutup mata atau telinga. Namun, dalam foto, petir bisa tampak mengagumkan.
"Gambar petir yang tertangkap kamera akan sangat menakjubkan, dengan penampilan leretan cahaya yang berkilau dan bercabang, menyatu dengan latar depan pengambilan foto, menghasilkan sebuah karya fotografi yang sangar sekaligus indah," kata Muhammad Rayhan, salah seorang astrofotografer.
Rayhan yang juga pembina Himpunan Astronom Amatir Jakarta (HAAJ) berhasil mengabadikan petir yang menyambar di langit Observatorium dan Planetarium Jakarta, Jumat (6/1/2012) malam sekitar pukul 23.00 WIB.
Dalam foto Rayhan, petir tampak bagai akar cahaya yang tumbuh vertikal dari atap planetarium. Ini menarik, sebab sebenarnya petirlah yang "mendekati" atap planetarium itu. Petir tampak dengan latar langit biru dan awan yang menghitam.
Rayhan menganggap keberhasilan memotret petir ini bukan saja kerja keras, tapi juga keberuntungan. Waktu petir muncul tidak pernah diketahui sehingga mau tak mau, fotografer harus mengatur kamera agar mengambil foto banyak secara berturut-turut sambil berharap petir muncul.
"Dari sekitar 150 foto yang saya ambil, saya beruntung ada beberapa foto yang berhasil menangkap gambar petir dengan penampakan yang luar biasa," cerita Rayhan pada Kompas.com, Senin (9/1/2012) kemarin.
Tertarik memotret petir? Rayhan mengatakan, modal dasar untuk bisa memotret petir adalah menguasai teknik fotografi dasar seperti mengatur sensitivitas sensor (disebut ASA atau ISO), menentukan kecepatan rana kamera (shutter spees) serta mengatur diafragma.
Memberikan tips, Rayhan mengungkapkan, "Kondisi yang baik dalam memotret petir adalah malam hari, agar penampakan petir dapat maksimal di tengah pekatnya gelap malam. Dengan kondisi malam hari yang gelap, maka kita membutuhkan waktu rana yang cukup lama, 4 hingga 8 detik agar sensor kamera memiliki waktu penyinaran sensor yang cukup agar hasil foto tidak gelap."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.