NEW YORK, KOMPAS.com — Astronom pernah menjumpai obyek misterius berwarna putih titanium mengorbit Bumi pada tahun 2006. Pada awalnya, mereka menyangka bahwa benda tersebut adalah sampah roket. Namun, penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa obyek itu adalah asteroid.
Herannya, asteroid ini secara teratur mengitari Bumi. Pertanyaan muncul, apakah asteroid itu "Bulan" kedua Bumi?
Studi terbaru astrofisikawan Universitas Cornell, New York, AS, mengklaim bahwa Bumi memang punya Bulan-bulan kecil. Itu umum, bukan anomali. Ini artinya, Bumi sebenarnya punya Bulan kedua sementara.
Bulan sementara tidak sama dengan Bulan yang dikenal saat ini. Bulan memiliki orbit yang pasti, mengelilingi Bumi secara teratur. Sementara Bulan yang dimaksud dalam penelitian adalah satelit temporer.
Mikael Granvik, Jeremie Vaubaillon, dan Robert Jedicke, tim peneliti, mengatakan bahwa mereka telah mencacah populasi satelit alami ireguler yang secara temporer tertangkap Bumi. Tim astronom tersebut mengatakan bahwa ukuran satelit-satelit temporer itu memang kecil, tetapi implikasi dari hasil penelitian ini besar.
"Pada satu waktu tertentu, pasti ada minimal satu satelit alami yang berukuran paling tidak 1 meter yang mengorbit Bumi," ungkap tim peneliti seperti dilaporkan Daily Mail, Rabu (21/12/2011). Publikasi tim astronom tersebut berjudul "The Population of Natural Earth Satellites" dan bisa diakses di situs web Universitas Cornell.
Tim astronom mengungkapkan, asteroid berukuran beberapa meter lebarnya saja bisa disebut satelit. Dan, satelit itu bisa menghemat misi antariksa. Meski mungkin tidak mungkin mendarat di satelit kecil itu, tetapi ilmuwan bisa mencari informasi darinya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.