Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LIPI Kini Punya 93 Profesor Riset

Kompas.com - 21/12/2011, 12:31 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Rabu (21/12/2011) melantik lagi tiga profesor riset. Ketiganya adalah Dr. Ir. Aswatini MA yang dikukuhkan sebagai professor riset bidang demografi, Dr. Ir. Subyakto M.Sc sebagai professor riset bidang teknologi perkayuan, serta Dr Rosichon Ubaidillah sebagai professor riset bidang zoologi.

"Ini merupakan professor riset ke 365, 366 dan 367. Secara kelembagaan LIPI, ini merupakan pelantikan professir riset ke 91, 92 dan 93," kata Kepala LIPI, Prof Dr Lukman Hakim.

Rosichon menyampaikan orasi ilmiah berjudul "Taksonomi dan Sistematika Tawon Parasitoid Eulophina (Insecta: Hymenoptera) Dasar Pengembangan Agen Hayati Untuk Pengendalian Hama Pertanian.

Sementara, Aswatini menyampaikan orasi berjudul "Migrasi Tenaga Kerja Indonesia dalam Pasar Kerja Global". Subyakto membawa makalah berjudul "Teknologi Pengembangan Serat Alam sebagai Substitusi Bahan Industri Perkayuan."

Lukman menjelaskan, persentase profesor riset di lingkungan LIPI merupakan yang tertinggi, sebesar 10 persen dari jumlah peneliti. Sementara, jumlah professor riset tertinggi tahun ini dipegang oleh Departemen Pertanian yang punya 96 professor riset.

"Semoga tahun depan LIPI bisa mencapai target sebagai lembaga dengan jumlah profesor riset tertinggi," kata Lukman.

Lukman menjelaskan, profesor riset yang dilantik kali ini menunjukkan bahwa peneliti Indonesia sangat berpotensi. Salah satunya adalah Rosichon yang pernah mendapatkan penghargaan sebagai penulis entomologi terbaik di dunia dari Blackwell Publication tahun 2003.

Lukman kembali menegaskan perlunya perhatian pada peneliti dari sisi penghargaan dan kesejahteraan. Selain itu, ia juga mengatakan perlunya perhatian pada penelitian-penelitian dasar seperti taksonomi.

"Sekarang kita cenderung abai pada hal-hal yang bersifat hulu dan cenderung melihat yang siap aplikasi. Padahal riset adalah hal yang bersifat hulu," kata Lukman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau