Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jamur Tiram, Daging Ayam Tak Berdarah

Kompas.com - 20/12/2011, 13:36 WIB
Nawa Tunggal

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Ketua Umum Asosiasi Pembudidaya Jamur Indonesia (APJI) Krisna Rubowo mengatakan, jamur tiram (Pleurotus sp) masih kurang mendapat perhatian dari pemerintah. Padahal, kata dia, jamur tiram dapat menggantikan konsumsi daging.

"Di China sekarang ada sekitar 30 juta penduduk yang menjadi produsen jamur, di antaranya jenis jamur tiram ini sebagai salah satu jamur pangan yang paling banyak dikonsumsi," kata Krisna, Selasa (20/12/2011).

Krisna menemukan sebutan "daging ayam tak berdarah" untuk jamur tiram di Kenya, tahun 2001.

Jamur tiram dalam kondisi segar (kurang dari 2 hari usai dipetik) dapat digoreng sampai renyah dengan rasa seperti daging ayam.

Menurut Krisna, China mengalami pertumbuhan produksi jamur paling pesat. Pada tahun 1978 produksi jamur China hanya mencapai 700.000 ton per tahun. Tetapi, pada tahun 2008 tercatat sebanyak 7 juta ton per tahun.

"Produksinya itu terhitung 70 persen produksi jamur dunia. Dari jamur sebanyak itu China mengekspor 50 persen," kata Krisna.

Jamur impor dari China pada akhirnya juga menimbulkan persaingan ketat di Indonesia. Beberapa produsen besar jamur di Indonesia bahkan tidak mampu menyaingi, sehingga gulung tikar.

"Produsen jamur di Dieng pernah menghasilkan 45 ton per hari jamur kancing (Agaricus sp) dan 12 ton per hari jamur merang (Volvariella volvaceae). Akan tetapi, sekarang sudah hilang sama sekali," kata Krisna.

Krisna berharap, edukasi masyarakat tentang manfaat konsumsi jamur perlu ditingkatkan. Peran pemerintah juga diharapkan untuk mendorong produksinya.

"Sekarang Pemerintah Malaysia juga mendorong produktivitas jamur dengan memberi insentif kepada petaninya," kata Krisna. 

Saat ini data produksi jamur di Indonesia tidak jelas. Tetapi, Krisna memperkirakan, jumlah produksi berbagai jenis jamur pangan di Indonesia mencapai 1 juta ton per tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com