BANGKA, KOMPAS.com - PT Timah Tbk menghibahkan dana dan lahan untuk kebun raya tanaman asli Kepulauan Bangka Belitung. Lahan juga akan dipakai untuk konservasi hewan endemik lokal, mentilin (Tarsius bancanus).
Dirut PT Timah Tbk Wachid Usman, Rabu (14/12/2011), di Bangka, Kepulauan Bangka Belitung, mengatakan, kebun raya dan kawasan konservasi itu bagian dari Stannia Ecopark (SEP). Luasnya mencapai 734 hektar di lahan bekas tambang.
Pembangunan akan dimulai pada 2012. Tahun depan, PT Timah Tbk memberikan Rp 20 miliar dari dana reklamasi lahan bekas tambang dan program tanggung jawab sosial kemasyarakatan.
Ketua Tim Konsultan SEP Soeryo Adiwibowo mengatakan, kawasan konservasi tarsius akan menempati lahan 25 hektar. Tim konsultan dari Institut Pertanian Bogor tengah merancang kawasan mirip habitat asli tarsius. Untuk mengumpulkan bibit tanaman asli Bangka, pihaknya bekerja sama dengan orang Lum di Mapur. Orang Lum merupakan suku nomaden di kawasan utara Bangka. Mereka berburu dan meramu di sekitar kawasan Belinyu, Bangka.
Menurut Soeryo, pengelolaan taman akan bersinergi dengan penduduk sekitar. Karena itu, kebun raya tidak dikelilingi pagar buatan. "Untuk kawasan tertentu, akan dirancang tumbuhan yang jarak tanamnya lebih rapat dan difungsikan sebagai pembatas alami. Untuk kawasan lain, dibiarkan terbuka," katanya.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Babel Yan Megawandi mengatakan, SEP akan menjadi alternatif lokasi wisata di Babel. Selama ini Babel masih mengandalkan wisata alami berupa pantai. (RAZ)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.