Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Varietas Baru Padi

Kompas.com - 15/12/2011, 02:34 WIB

Blitar, Kompas - Badan Tenaga Nuklir Nasional siap meluncurkan tiga varietas baru padi, yaitu Sulutan Unsrat, Sulutan SAS, dan Inpari Mugibat. Varietas hasil iradiasi dan pemurnian ini mengatasi kelemahan varietas lokal.

Pelepasan padi baru ke petani tinggal menunggu penyelesaian administratif dan Surat Keputusan Menteri Pertanian.

Hal ini dikatakan pemulia padi dari Batan, Prof Dr Mugiono, pada acara panen raya varietas padi Bestari (Benih Super Batan Republik Indonesia) di Cepoko, Kecamatan Wlingi, Blitar, Jawa Timur, Rabu (14/12).

Pemanenan varietas padi unggulan itu dilaksanakan oleh Deputi Kepala Batan Bidang Pengembangan Teknologi Bahan Bakar Nuklir dan Rekayasa Djarot Sulistyo Wisnubroto dan Wakil Bupati Blitar Riyanto.

Varietas Bestari ditanam petani dari Koperasi Satria Jaya di lahan seluas 50 hektar. Selain di Jawa Timur, penanaman varietas padi itu juga dilakukan di 22 provinsi lain sejak 2008.

Mugiono memaparkan, dua varietas baru padi, Sulutan Unsrat (Sulawesi Utara Batan-Universitas Sam Ratulangi) dan Sulutan SAS, mulai direkayasa dengan teknik radiasi sejak 2006. Bibit induknya adalah padi lokal Superwin yang dibudidaya petani di Manado. Varietas baru lain, Mugibat (Mutan Unggul Galur Iradiasi Batan), merupakan perbaikan dari varietas Cimelati.

Tiga varietas baru itu terbukti memperbaiki sifat varietas terdahulu. Nana Supriyatna, anggota tim pemulia padi, menjelaskan, varietas Sulutan memiliki malai dan usia tanam lebih pendek dibandingkan dengan Superwin. Adapun Mugibat lebih genjah (memiliki masa tanam lebih singkat) hingga 15 hari dibandingkan dengan Cimelati.

Antisipasi krisis pangan

Djarot dalam sambutannya mengatakan, Batan akan terus menghasilkan varietas baru untuk memperbaiki varietas yang digunakan petani, terutama untuk meningkatkan ketahanan terhadap hama.

Selain itu, akan dikembangkan pula varietas yang tahan dalam kondisi cuaca ekstrem dan lahan kering. Produktivitas padi akan ditingkatkan, mengingat lahan sawah terus menciut dan tuntutan untuk memenuhi kebutuhan pangan kian bertambah.

Pengembangan varietas tahan kering, menurut Mugiono, akan dilakukan dengan merekayasa varietas Situ Gintung. Pemurnian varietas dilaksanakan di Lampung. Dalam uji coba, varietas ini juga tahan hama blast dan dapat tumbuh di lahan yang mengandung banyak aluminium.

Djarot menambahkan, sosialisasi varietas unggulan ini akan dilakukan dengan Kementerian Pertanian. Selama ini, dalam penerapan iptek nuklir, Batan berkoordinasi dengan Kementerian Riset dan Teknologi. (YUN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau