Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerhana Bulan di Gombong Berwarna Kebiruan

Kompas.com - 11/12/2011, 11:01 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gerhana Bulan Total (GBT) terjadi Sabtu (10/12/2011) malam dengan totalitas selama 50 menit, mulai dari pukul 21.07 hingga 21.57 WIB. GBT tersebut adalah gerhana terakhir yang terjadi di tahun ini.

GBT terakhir tak bisa dilihat dengan maksimal karena awan dan hujan yang menyelimuti langit beberapa kota. Di Jakarta, misalnya, awan tebal menutup langit dan hujan masih berlangsung hingga saat totalitas.

Awan juga menyelimuti langit Kecamatan Gombong, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Namun, masyarakat di sana masih dapat menyaksikan totalitas gerhana selama 20 menit. Mereka pun menjumpai fenomena unik.

"Sempat tersibak saat totalitas, Bulan nampak memerah kebiruan," tulis astronom Ma'rufin Sudibyo di akun Facebook-nya.

Saat terjadi GBT, Bulan memang tidak akan lenyap begitu saja. Biasanya, Bulan tampak dalam warna merah karena saat itu cahaya merah paling banyak dihamburkan.

Dalam percakapan semalam, Ma'rufin mengatakan bahwa warna kebiruan itu teramati hanya saat totalitas gerhana terjadi. Pada saat itu, sebagian besar Bulan berwarna merah dan ada sebagian yang berwarna kebiruan.

"Warna merah kebiruan terlihat di dua teleskop yang berbeda dan cenderung menumpuk di satu titik, khususnya tempat umbra pertama kali meninggalkan cakram Bulan," jelasnya.

Konfirmasi dengan astronom Mutoha Arkanuddin yang melakukan pengamatan bersama masyarakat di Masjid Kauman, Yogyakarta, menunjukkan bahwa warna kebiruan itu tak teramati.

Lalu, apa sebab warna kebiruan itu? "Itu yang masih misterius bagi saya. Satu hipotesa saat ini sih, kemungkinan itu cahaya hasil hamburan ozon," jawab Ma'rufin.

Adanya warna kebiruan itu baru teramati kali ini. Saat GBT 16 Juni 2011 lalu, kata Ma'rufin, fenomena tersebut tidak terjadi. Untuk mengetahui sebab pasti, harus dilakukan perbandingan hasil pengamatan di tempat lain. Hal ini diperlukan untuk mengetahui apakah warna kebiruan tersebut hanya efek lokal atau memang nyata ekstraterestrial.

Bulan berwarna kebiruan pernah terjadi pada tahun 1992. Saat itu, atmosfer kotor akibat hasil aktivitas vulkanik Gunung Pinatubo di Filipina. Berbeda dari GBT 10 Desember 2011, saat itu Bulan sama sekali tak menunjukkan warna merah. Hanya ada warna biru di sebagian kecil cakram Bulan, sementara sisanya gelap. Hasil aktivitas vulkanik yang mengotori atmosfer menyebabkan sedikitnya cahaya yang dihamburkan dan menimbulkan kegelapan total selama GBT.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Fenomena
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Fenomena
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Kita
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Oh Begitu
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Oh Begitu
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Oh Begitu
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Oh Begitu
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Kita
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
Fenomena
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Oh Begitu
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Oh Begitu
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Fenomena
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau