Jakarta, Kompas
”Daerah yang dilalui angin kencang berpotensi menimbulkan gelombang laut tinggi sehingga layanan penerbangan ataupun pelayaran harus mewaspadai cuaca ekstrem ini,” kata Kepala Bidang Informasi Meteorologi Publik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Mulyono Prabowo di Jakarta, Kamis (8/12).
Wilayah berpotensi hujan lebat disertai angin kencang dan kilat atau petir terbentang dari Sulawesi Selatan bagian utara, Maluku, dan Papua bagian selatan. Wilayah berpotensi hujan lebat ada di Sumatera Utara bagian barat hingga sebagian besar Kalimantan.
Hujan lebat mengancam sebagian besar Jawa, Bali bagian selatan, serta Papua bagian barat dan tengah. Di barat Aceh dan selatan Jawa bagian barat tak berpotensi hujan lebat karena tarikan massa udara akibat siklon tropis Alenga di tengah Samudra Hindia.
”Siklon tropis Alenga bergerak ke arah tenggara menuju Australia barat dan diperkirakan punah 12 Desember,” kata Kepala Subbidang Siklon Tropis BMKG Fachri Radjab.
Mengantisipasi cuaca ekstrem, pengelola Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Rabu, mengeluarkan surat edaran bagi semua pengelola kapal. Mereka diminta waspada.
Marzuki dari Humas Syahbandar Pelabuhan Tanjung Perak mengatakan, dampak cuaca ekstrem belum tampak dari pelabuhan. Tinggi gelombang normal sehingga belum ada pembatalan keberangkatan kapal. Namun, keluar area pelabuhan, ketinggian gelombang bisa 3-4 meter. Nakhoda kapal diminta waspada sehingga bisa menyelamatkan diri saat cuaca ekstrem terjadi.
Di pantai selatan Banyuwangi, Jawa Timur, seperti Grajagan, nelayan berhenti melaut sejak Selasa. Gelombang setinggi 2 meter masih akan terjadi hingga Minggu. ”Angin kencang dan arahnya tak tentu. Cuaca bisa berubah dalam hitungan jam,” kata Sukiman (23), nelayan di Grajagan.
PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Ketapang-Gilimanuk juga memperingatkan nakhoda kapal agar berhati-hati karena ancaman kabut tebal. Menurut Saharudin Koto, Manajer Operasional PT ASDP Ketapang, ada potensi kabut tebal di Selat Bali yang membahayakan pelayaran.
”Pada saat jarak pandang tinggal 5-10 meter, kami akan tutup pelayaran. Sejauh ini, jarak pandang masih mencapai 50 meter atau tergolong aman untuk pelayaran walau harus ekstrahati-hati,” katanya. Pelayaran Ketapang-Gilimanuk dan sebaliknya masih normal.