Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggrek Ini Hanya Mekar Semalam

Kompas.com - 23/11/2011, 16:34 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

LONDON, KOMPAS.com — Kew Garden London menemukan anggrek spesies baru di wilayah Pulau New Britain, Papua Niugini. Anggrek spesies baru itu bernama Bulbophyllum nocturnum, merupakan satu-satunya di antara 25.000 jenis anggrek yang telah dideskripsikan yang mekar pada malam hari. Uniknya, anggrek itu juga hanya mekar dalam semalam saja.

Penemuan spesies ini berawal dari kekagetan ilmuwan Belanda, Ed ve Vogel. Ia menjumpai Bulbophyllum nocturnum selalu dalam keadaan layu di saat seharusnya mekar. Penasaran, ia pun bekerja sama dengan Andre Schuiteman dari Kew Garden dan Jaap Vermeulenof dari Pusat Keanekaragaman Hayati Belanda untuk meneliti spesies anggrek itu.

"Betapa terkejutnya dia (ve Vogel), kuncup bunga kemudian tampak mekar pada jam 10 malam, jauh setelah matahari terbenam, membuktikan bahwa bunga itu adalah spesies yang belum diketahui jenisnya," kata juru bicara Kew Garden pada media, Selasa (22/11/2011), seperti dikutip Daily Mail pada hari yang sama.

Sejauh ini, alasan mengapa anggrek itu mekar pada malam hari belum diketahui. Namun, diduga anggrek itu diserbuki oleh hewan seperti nyamuk dan agas yang aktif pada malam hari. Banyak spesies anggrek lain yang diserbuki oleh ngengat pada malam hari, tetapi tetap mekar pada siang hari. Jadi, semuanya belum pasti.

Jumlah bunga yang mekar pada malam hari sendiri relatif sedikit. Beberapa contoh adalah kaktus ratu malam dan melati yang mekar pada malam hari. Fakta ini menjadikan penemuan spesies anggrek ini unik. Direncanakan, Kew Garden akan memamerkan bunga ini di pameran bunga pada 4 Februari-4 Maret di London.

Chuiteman mengatakan, "Penemuan ini menunjukkan bahwa penemuan yang mengejutkan masih bisa dibuat. Tapi harus berpacu dengan waktu untuk menemukan spesies ini sebab hanya ditemukan di hutan tropis primer. Seperti yang kita tahu, hutan di sana hilang dengan cepat. Jadi sangat penting untuk mendapatkan pendanaan mendukung penemuan macam ini."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com