Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penginderaan Jauh untuk Pantau Bencana

Kompas.com - 23/11/2011, 02:43 WIB

Jakarta, Kompas - Sistem penginderaan jauh, baik menggunakan pesawat terbang maupun satelit, akan terus dikembangkan untuk membantu penanganan hingga antisipasi atau prediksi kejadian bencana di Indonesia. Itu dilakukan, antara lain, dengan mengembangkan prototipe pesawat kecil dan pesawat tanpa awak serta satelit orbit rendah di khatulistiwa.

Ini disinggung Menteri Riset dan Teknologi Gusti M Hatta dan Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Bambang Setiawan Tejasukmana dalam jumpa pers pada Seminar Nasional Kedirgantaraan 2011 di Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Serpong, Selasa (22/11).

Pesawat kecil dapat mendarat di berbagai daerah yang hanya memiliki tanah lapang berumput, termasuk daerah yang dilanda bencana. Pesawat ini dapat digunakan untuk suplai logistik dan pengamatan kerusakan. Adapun pesawat tanpa awak dapat dioperasikan di daerah berbahaya, seperti daerah yang dilanda kebakaran hutan.

Konsorsium

Pengembangan pesawat kecil dan pesawat tanpa awak dilakukan dengan membentuk konsorsium yang terdiri dari Lapan serta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk pembuatan desain prototipe dan pengujiannya serta PT Dirgantara Indonesia untuk fabrikasinya. Konsorsium dibentuk untuk pengembangan pesawat N-219.

Pada konsorsium ini jelas pembagian tugas masing-masing. Desain hingga pembuatan prototipe akan diambil alih lembaga riset penerbangan, dalam hal ini Lapan, yang kini memiliki Pusat Teknologi Penerbangan. Dengan demikian, PT Dirgantara Indonesia hanya melakukan produksi dan pemeliharaan.

Untuk menangani pengembangan teknologi penerbangan, pemerintah akan meningkatkan anggaran riset untuk Lapan pada tahun mendatang.

Sementara itu, pengembangan sistem peringatan bencana, ujar Bambang, dilakukan Lapan dengan menerapkan teknologi penginderaan jauh pada Sistem Informasi Mitigasi Bencana Alam (SIMBA), Indo FIRE, dan program ketahanan pangan.

Selain itu, sejak tahun 2010, Lapan juga membangun Sadewa (Satellite Disaster Early Warning System) untuk pemantauan serta prediksi banjir dan tanah longsor. Pengembangan dan penerapan sistem ini, lanjut Deputi Sains dan Pengkajian dan Informasi Kedirgantaraan Lapan Thomas Djamaluddin, dilakukan bekerja sama dengan BPPT, BMKG, dan pemerintah daerah.

Dengan Sadewa, kejadian banjir dapat diprediksi tiga jam sebelumnya. (YUN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com