Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perlu Komitmen Usaha Kelapa Sawit Berkelanjutan

Kompas.com - 22/11/2011, 22:14 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Usaha kelapa sawit berkelanjutan sebenarnya telah difasilitasi dengan adanya Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) dan kini ada Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO). RSPO dan ISPO memberikan kerangka bagaimana industri kelapa sawit harus dijalankan, dengan melihat dampak sosial serta lingkungan. Misalnya soal di mana lahan harus dibuka dan cara menangani isu sosialnya.

Namun demikian, Niel Makinuddin, pemerhati lingkungan dan sosial kalimantan Timur mengatakan bahwa jumlah perusahaan kelapa sawit yang serius mengupayakan usaha kelapa sawit berkelanjutan masih sedikit.

"Di Kalimantan Timur sudah mulai ada yang melakukan, mungkin sekitar 2 atau 3. Tapi masih sedikit sekali," kata Niel saat dihubungi Kompas.com, Selasa (22/11/2011).

Pihak yang sudah memulai di antaranya telah memiliki rencana terkait konservasi, penanganan satwa langka serta perhatian terhadap masyarakat. Niel mengakui belum sempurna, namun arahnya sudah tepat. Saat ini, masih dibutuhkan kampanye massal sehingga industri kelapa sawit tergerak untuk mengupayakannya.

"Yang dibutuhkan sebenarnya hanya political will dari owner-nya dan support dari pemerintah. karena luar biasa, yang dikeluarkan kurang dari 5 persen dari biaya produksi," jelas Niel.

Support dari pemerintah, kata, bisa dilakukan dengan mekanisme insentif dan disinsentif. Salah satunya bisa dilakukan dengan pemotongan pajak.

Saat ini, minimnya komitmen lingkungan perusahaan kelapa sawit bisa dilihat dari pembukaan lahan di hutan alam. Selain itu, adanya bukti keterlibatan perusahaan kelapa sawit dalam pembantaian orangutan menjadi bukti lainnya.

Terduga pembunuhan orangutan di Kalimantan Timur, M alias G dan M, yang ditangkap kepolisian Senin (21/11/2011) mengatakan bahwa mereka membunuh atas permintaan pihak perkebunan kelapa sawit. Setelah membunuh, mereka memotret mayat orangutan dan menyerahkan foto pada perusahaan untuk mendapatkan uang. Jumlah uang yang didapat berkisar Rp 200.000 sampai Rp 1 juta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com