Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kura-kura Raksasa Itu Chitra Chitra?

Kompas.com - 15/11/2011, 11:11 WIB
Lasti Kurnia

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kura-kura raksasa yang ditemukan di Ciliwung kemungkinan besar jenis labi labi bercangkang lunak-kepala kecil dengan nama resmi Southeast Asian narrow-headed softshell turtle atau Chitra-chitra, Labi labi Bintang, Bulus besar, atau Manlai.

Hal ini berdasarkan identifikasi bentuk dan corak pada tubuh dan karapas melalui website Asian Turtle Conservation Network. Southeast Asian narrow-headed softshell turtle (Chitra chitra) masuk dalam keluarga Trionychidae.

Chitra-chitra disebutkan sebagai binatang yang terancam punah. Masuk dalam daftar merah pada Internasional Union for Conservation of Nature (IUCN) Red List 2006. Dan, dalam daftar Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES) Appendix II.

Hewan air tawar ini adalah yang terbesar ukurannya dalam keluarga labi labi. Penyebarannya ditemukan di Indonesia, Thailand, dan Malaysia.  

Reptil yang hidup disungai ini termasuk jenis labi labi cangkang lunak dengan ukuran yang besar. Berdasarkan besar karapasnya, ukuran labi labi cangkang lunak terbesar pernah ditemukan di Thailand  mencapai panjang 140 cm dan lebar 100 cm. Beratnya mencapai 100 hingga 120 kg. Yang betina biasanya lebih besar daripada jantannya.

Chitra-chitra hidup dengan membenamkan tubuhnya pada dasar sungai yang berlumpur atau berpasir. Leher mereka cenderung cukup panjang dibandingkan ukuran tubuhnya. Dengan leher yang panjang ini, ia sekali-sekali mengabil napas ke permukaan air sementara tetap membenamkan tubuhnya.

Warna karapas dari spesies ini cenderung menyesuaikan dengan pasir atau lumpur dari tempat ia hidup. Hewan ini menganut perilaku "diam dan menunggu" dalam persoalan mencari mangsa untuk dimakan.

Secara umum adalah hewan karnivora yang memakan jenis-jenis kerang, keong air, kepiting, dan ikan. Ia harus berada dalam kondisi terbenam di air agar dapat menelan mangsanya. Saat menangkap ikan yang sedang berenang, ia sontak akan memanjangkan lehernya lalu mengigit ikan dengan mulutnya yang bergigi tajam. Gigitan chitra chitra dewasa yang berukuran besar sangat kuat dan dapat berbahaya. Chitra chitra betina bertelur sebelum musim hujan.

Sarangnya biasanya sedalam 50 - 75 cm, dibuat di pinggir sungai berpasir, atau campuran tanah dan pasir. Sebuah rongga penetasan dapat berisi 60-117 telur. Telurnya berwarna putih, bercangkang keras, dengan diameter sekitar 35 cm. Chitra chitra terancam punah, selain karena banyak habitat hidupnya, khususnya tempat bertelur pada pinggir sungai yang telah berubah oleh pembangunan perkotaan dan polusi.

Selain itu di Asia, labi labi atau bulus pada umumnya banyak diburu sebagai makanan eksotis. Di Cina dan Jepang, bulus atau labi labi berharga tinggi dan dinikmati sebagai sup atau dikukus. Cangkang dan tulangnya juga diburu sebagai obat tradisional.

Di Asia, jenis labi labi bercangkang lunak ukuran besar ini berjalan menuju kepunahan. Indonesia sendiri selama ini dikenal sebagai salah satu pengekspor reptil terbesar di dunia.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor reptil hidup pada 2005 sebesar 703.510 kilogram atau senilai USD 1.979.792. Rusaknya habitat hidup hewan ini dan di satu pihak perkembangan populasinya yang lambat. Ditambah sifat dan perilaku hewan ini masih banyak yang belum diketahui.

Maka sangat penting tindakan konservasi dilakukan pada labi labi raksasa yang luar biasa ini. Sumber : Asian Turtle Conservation Network, Turtle Of The World - World Biodiversity Database, dan Kementerian Kehutanan Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Video Pilihan Video Lainnya >

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com