Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu Genus Mamalia Akan Sirna

Kompas.com - 13/11/2011, 21:02 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

NAIROBI, KOMPAS.com - Untuk pertama kalinya dalam 75 tahun, satu genus mamalia mungkin akan sirna dari muka Bumi. Genus diketahui merupakan tingkatan taksonomi di atas spesies, memuat beberapa spesies yang memiliki beberapa kesamaan.

Diketahui, kejadian kepunahan genus terakhir menimpa genus Thylacinus, terjadi tahun 1936. Saat itu,  ditandai dengan punahnya harimau Tasmania.

Ancaman kepunahan genus kini menimpa genus Beatragus. Hirola, antelop Afrika dengan mata besar yang merupakan spesies terakhir genus Beatragus, kini populasinya terus menurun.

Dikategorikan "terancam" oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN), populasi hirola turun hingga 80 persen sejak tahun 1980. Survei terakhir Februari kemarin, ditemukan 245 hewat terfragmentasi di timur laut Kenya dan barat daya Somalia.  

Secara keseluruhan, ahli konservasi memperkirakan bahwa hanya ada kurang dari 400 hirola di sepanjang Afrika Timur.

Beberapa faktor, seperti kekeringan akibat perubahan iklim, perburuan, perusakan habitat maupun pemangsaan oleh spesies lain menjadi faktor pemicu terancamnya hirola.

Sejumlah langkah konservasi dilakukan sejak tahun 1960, meliputi pembiakan di penangkaran maupun relokasi. Tahun 1963 misalnya, Kenya Wildlife Service menangkap 10-20 hirola dari timur laut Kenya dan melepaskannya di Tsavo east National Park. Meski demikian, belum banyak langkah yang bisa dikatakan berhasil.

Kini, harapan muncul dengan adanya Ishaqbini Hirola Community Conservancy yang digerakkan mayoritas oleh klan Somalia dan didukung oleh The Nature Conservancy (TNC). Komunitas tersebut menjadi wujud keterlibatan masyarakat lokal dalam mendukung konservasi suatu spesies.

Masyarakat yang mendukung juga mendapatkan benefit atas hasil kerjasama dengan TNC. Ketika ada lahan yang dipakai untuk konservasi spesies lain, ada pula wilayah untuk turisme eksklusif. Sebanyak 40 persen dari keuntungan dipakai untuk konservasi hirola, misalnya membayar petugas patroli pengawas pemburu.

Komunitas Ishaqbini beberapa tahun lalu telah melakukan langkah konservasi dengan membuat area khusus seluas 3.200 hektar untuk melindungi hirola dari perburuan dan menjaga stok makanan. Langkah itu berhasil dan stok makanan di padang rumput pun bertambah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com