Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Emisi Tahun 2010 Tertinggi Tiga Abad

Kompas.com - 08/11/2011, 03:48 WIB

Nashville, Sabtu - Emisi gas karbon penyebab pemanasan global sepanjang tahun 2010 sebesar 512 juta metrik ton merupakan yang tertinggi dalam 300 tahun terakhir. Itu hasil penelitian dengan membandingkan data emisi gas rumah kaca sejak tahun 1751.

Data mutakhir emisi karbon dioksida (CO2) itu diumumkan Departemen Energi Amerika Serikat, akhir pekan lalu.

”Jumlah itu besar,” ujar Direktur Pusat Analisis Informasi Karbon Dioksida Divisi Ilmu Lingkungan di Departemen Energi (DOE) Tom Boden, di Laboratorium Nasional Oak Ridge.

”Kami menggunakan data sejak tahun 1751, sebelum Revolusi Industri. Kami belum pernah mencatat peningkatan karbon sampai angka 500 juta ton metrik dalam setahun,” ujar Boden. Jumlah itu nyaris mencapai persentase 6 persen kenaikan emisi CO2 pada periode 2009-2010. Jumlah CO2 di atmosfer meningkat dari 8,6 miliar ton metrik menjadi 9,1 miliar ton metrik.

Peningkatan emisi CO2 ke atmosfer berasal dari aktivitas pembakaran batubara dan gas dari China, Amerika Serikat, serta India. Ketiganya emitor terbesar dunia. Peningkatan tajam juga berasal dari negara-negara Arab, Rusia, Polandia, dan Kazakhstan.

Sementara itu, beberapa negara justru emisi CO2-nya menurun, seperti Swiss, Azerbaijan, Slowakia, Spanyol, Selandia Baru, dan Pakistan. Penurunan ini tak biasanya terjadi.

Data peningkatan emisi itu memicu keprihatinan kondisi lingkungan yang terus memburuk. Kondisi itu akan semakin menyulitkan upaya pengurangan emisi jika ingin menghadapi ancaman akibat pemanasan global.

Emisi gas rumah kaca yang diekuivalenkan dengan emisi CO2 diyakini menjadi penyebab kenaikan suhu atmosfer global. Sementara pemanasan global berpengaruh pada iklim global.

”Sungguh kabar buruk,” ujar Profesor John Abraham dari University of St Thomas School of Engineering di Negara Bagian Minnesota. ”Dengan angka itu, upaya mengurangi emisi CO2 dengan angka penurunan besar akan semakin sulit. Itu jika kita ingin menghindarkan krisis iklim terjadi,” lanjutnya. (AFP/ISW)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com