ATLANTA, KOMPAS.com — Selama bertahun-tahun, para ilmuwan percaya bahwa perbedaan besar antara manusia dan simpanse akan mudah dijelaskan, yaitu dua spesies primata itu harus memiliki tampilan genetik secara signifikan berbeda. Namun, ketika genom mereka kemudian diurutkan, peneliti terkejut mengetahui bahwa urutan asam deoksiribonukleat (DNA) dari gen manusia dan simpanse hampir identik.
Apa yang kemudian bertanggung jawab untuk perbedaan morfologi (bentuk) dan perilaku di antara dua spesies ini?
Para peneliti di Georgia Institute of Technology, Atlanta, Amerika Serikat, menemukan bahwa penyisipan dan penghapusan potongan besar DNA dekat gen yang sangat bervariasi antara manusia dan simpanse mungkin menjelaskan perbedaan utama antara kedua spesies.
Temuan itu dirilis Science Daily, Selasa (25/10/2011) waktu setempat atau Rabu (26/10) WIB. Tim peneliti yang dipimpin oleh Guru Besar Biologi Georgia Institute of Technology John McDonald telah memverifikasi bahwa urutan DNA dari gen antara manusia dan simpanse hampir sama, tetapi ada "celah" genom yang besar di daerah yang berdekatan dengan gen yang dapat mempengaruhi sejauh mana gen "dihidupkan" dan "dimatikan."
Penelitian menunjukkan bahwa genom "kesenjangan" antara dua spesies terbentuk terutama karena penyisipan atau penghapusan (INDEL) seperti virus yang disebut sekuens retrotransposon diketahui terdiri atas sekitar setengah dari genom kedua spesies. "Kesenjangan genetik ini terutama disebabkan oleh aktivitas urutan elemen transposabel seperti retrovirus," ujar McDonald.
"'Elemen transposabel yang disebut 'DNA sampah' pernah dianggap dengan fungsi sedikit atau tidak ada. Sekarang tampak bahwa mereka (DNA sampah) mungkin salah satu alasan utama mengapa kita begitu berbeda dari simpanse," tambahnya.
Penelitian Tim McDonald, yang terdiri dari mahasiswa pascasarjana Nalini Polavarapu, Gaurav Arora dan Vinay Mittal, meneliti kesenjangan genomik pada keduanya."Temuan kami umumnya konsisten dengan gagasan bahwa perbedaan morfologi dan perilaku antara manusia dan simpanse didominasi karena perbedaan dalam regulasi gen daripada perbedaan dalam urutan gen itu sendiri," ujar McDonald.
Analisis perbedaan genetik antara manusia dan simpanse itu didorong oleh temuan sebelumnya yang diterbitkan tahun 2009 bahwa kecenderungan lebih tinggi untuk kanker pada manusia dibandingkan simpanse mungkin merupakan produk seleksi untuk ukuran otak manusia yang meningkat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.