Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Puncak Es Mencair, Perlu Penelitian

Kompas.com - 13/10/2011, 16:39 WIB
Ichwan Susanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Data keanekaragaman hayati dan kondisi puncak es di kawasan pegunungan tengah, Papua, masih sangat minim. Padahal, perubahan iklim global diperkirakan akan meleleh dan menghabiskan salju di daerah tropis itu pada tahun 2024.

Direktur Program Papua WWF-Indonesia Benja Victor Mambai, Kamis (13/10/2011), yang saat dihubungi sedang di Merauke,  khawatir jika tak segera dilakukan pendataan atau penelitian kekayaan hayati pada ekosistem khusus itu, pencairan es akan memusnahkan kehidupan setempat.

"Pencairan es itu telah dilaporkan dalam penelitian tahun 1912 dan juga tahun 1962. Puncak Trikora yang dulu bersalju sekarang sudah tidak ada lagi," ujarnya.

Ia menanggapi berita di harian Kompas (12 Oktober 2011). Dalam berita itu, lapisan es Puncak Jaya diperkirakan akan hilang pada tahun 2024.

Perhitungan ini didasarkan analisa data empiris menggunakan pendekatan linier yang dikerjakan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Dalam dua pekan, lapisan es menyusut 30 sentimeter.

"Prediksi BMKG ini bisa jadi memang benar. Ini seharusnya memberi perhatian kita semua, untuk melakukan penelitian di puncaknya sebelum semua terlambat," ungkap Benja Mambai.

Pada tahun 1995, saat menjadi petugas WWF di Taman Lorentz, Benja pernah meneliti di lembah sekitar puncak es.

Penelitian selama 2 pekan itu, ia melihat belibis dan kanguru pohon (atau dalam masyarakat lokal Moni disebut inggito. Namun mereka tak melihat keberadaan tikus salju yang pernah dilaporkan hidup di daerah salju Puncak Jaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau