Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konservasi bagi "Tarsius"

Kompas.com - 09/08/2011, 02:31 WIB

Pangkal Pinang, Kompas - Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung akan menjadikan hutan di kaki Gunung Tajam, Belitung, sebagai kawasan konservasi beruk puar (Tarsius bancanus saltator). Adapun Pulau Kepayang, Belitung, dijadikan kawasan konservasi penyu.

Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kepulauan Bangka Belitung Amrullah Harun mengatakan, beruk puar merupakan hewan endemik Bangka Belitung (Babel) yang terancam punah. Hewan itu termasuk apendix II daftar spesies langka dunia sejak awal abad ke-20.

”Hutan di Gunung Tajam paling cocok untuk tempat konservasi hewan nokturnal yang aktif di malam hari itu,” kata dia di Pangkal Pinang, Senin (8/8).

Pemerintah Provinsi Babel akan membuat sejumlah kandang penampungan. Kandang itu terutama akan dimanfaatkan sebagai tempat perawatan jika ada beruk puar yang sakit atau ditangkap sementara untuk keperluan penelitian.

”Pembuatan kandang masih menunggu izin dari Kementerian Kehutanan. Kandang dan akses menuju areal kandang melewati areal hutan. Pemanfaatan kawasan hutan harus mendapat izin dari pihak kehutanan,” ujarnya.

Pemerintah Provinsi Babel akan bekerja sama dengan Komunitas Pecinta Lingkungan Belitung (KPLB) untuk mengelola kawasan konservasi tersebut. Lembaga swadaya masyarakat itu sudah mempunyai pengalaman mengelola kawasan konservasi. ”Selain di Gunung Tajam, KPLB sudah mengelola konservasi penyu di Pulau Kepayang,” ujarnya.

Amrullah mengatakan, pemerintah akan menghibahkan Rp 80 juta untuk pengembangan konservasi penyu di Pulau Kepayang. Dana itu akan dipakai untuk menambah kolam dan fasilitas pendukung penangkaran penyu di pulau tersebut.

Sail Wakatobi-Belitong

Secara terpisah, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kepulauan Babel KA Tajuddin mengatakan, peluncuran lokasi konservasi itu akan dilakukan dalam rangkaian acara puncak Sail Wakatobi-Belitong 2011. Rangkaian acara puncak tersebut akan berlangsung di Belitung, 5-12 Oktober 2011.

”Beruk puar atau mentilin atau pencilekan ditetapkan pemerintah pusat sebagai hewan khas Babel. Dengan penetapan kawasan konservasi itu akan mendukung pelestarian mentilin,” kata dia.

Untuk pembuatan fasilitas konservasi beruk puar dianggarkan Rp 100 juta. Sementara itu, konservasi penyu dianggarkan Rp 80 juta. ”Dengan anggaran terbatas ini, kerja sama berbagai pihak untuk pengembangan dan pengelolaan kawasan konservasi amat diperlukan,” kata Tajud- din. (RAZ)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com