KOMPAS.com — Sidik jari bisa jadi adalah identitas paling penting setelah nama, dipakai mulai dari kepentingan kependudukan sampai pekerjaan. Tapi, bagaimana jika ada seseorang yang terlahir tanpa sidik jari? Ternyata kondisi demikian benar-benar ditemukan dan disebut adermatoglyphia.
Dr Eli Sprecher, ahli genetika dari Tel Aviv Sourasky Medical Center di Israel, melakukan penelitian tentang sebab kondisi itu. Ia mempelajari sebuah keluarga di Swiss yang setengah anggotanya terlahir dengan telapak tangan, jari tangan, telapak kaki, dan jari kaki halus tanpa pola.
Hasil penelitian Sprecher dipublikasikan di The American Journal of Human Genetics. Berdasarkan hasil penelitiannya terungkap bahwa adermatoglyphia disebabkan oleh mutasi pada gen yang disebut Smarcad1.
Manusia umumnya memiliki Smarcad1 yang lebih panjang, atau isoform, yang diekspresikan ke seluruh bagian tubuh. Smarcad1 pada penderita adermatoglyphia mengalami mutasi sehingga pola sidik jari tak terekspresikan.
Apa dampak tak memiliki sidik jari? Secara kesehatan memang tak dideskripsikan. Tapi, keluarga yang menjadi obyek penelitian Sprecher pernah mengalami masalah di bagian imigrasi Amerika Serikat sebab tak punya sidik jari. Selain itu, sulit juga mendeteksi identitas orang dengan kelainan ini.
"Saat pengambilan sidik jari, bukannya kita mendapatkan pola yang cantik dan khas, tapi Anda akan cuma melihat noda," kata Sprecher.
Ia mengatakan, hasil penelitiannya memberi wawasan baru. "Ini adalah identifikasi elemen pertama yang penting dalam pembentukan sidik jari," kata Sprecher. Sebelumnya, orang hanya terpukau dengan indahnya pola sidik jari tanpa tahu ada yang menyebabkan kekhasan itu tak muncul.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.