Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Patahan Aktif Cirata

Kompas.com - 05/08/2011, 04:24 WIB

KOMPAS.com - Medio Desember 2010, Bah Ateng (70) dan para tetangga dikejutkan dengan retakan tanah yang memotong jalan di bawah bendungan Pusat Listrik Tenaga Air Cirata, Jawa Barat. "Kejadiannya sekitar pukul 22.00. Parit di bawah tebing putus," kata tukang tambal ban yang membangun kios di jalan Desa Cadasari, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta.

Retakan sepanjang 5-15 cm itu terjadi di beberapa tempat sehingga ruas jalan bergelombang karena sebagian badan jalan anjlok. Menurut Asdani Soehaemi, peneliti pada Pusat Survei Geologi, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral, kegempaan mikro di daerah ini umumnya dangkal (kurang dari 10 kilometer). Ini berhubungan erat dengan pengaktifan kembali patahan bermekanisme gerak patahan naik, geser, dan turun.

Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) Cirata dan Saguling di hulu, serta PLTA Jatiluhur di hilir yang sama-sama menampung aliran Sungai Citarum terletak pada lajur patahan aktif.

Hasil penelitian Puslitbang Geologi, kondisi ini berpeluang menimbulkan gempa bumi berkekuatan 7 Ms (Magnitude surface, identik dengan skala Richter/SR) dalam selang waktu 80 tahun. "Pemantauan kegempaan secara periodik perlu dilakukan," kata Asdani, akhir Juni.

Berdasarkan sejarah gempa, di lajur Padalarang (antara Saguling dan Cirata) pernah terjadi gempa tahun 1910. Tanggal 27 September dan 9 Oktober 1985, terjadi lagi gempa di kawasan ini dan terasa di Bandung berukuran 2-3 MMI. Pada 15 April 2005, terjadi lagi gempa di Gunung Halu, selatan Saguling, berkekuatan 4,3 SR dengan kedalaman 5 kilometer. Gempa ini merusak rumah penduduk.

Tanggal 9 April 2007, terjadi gempa yang berpusat di tepi pantai Subang, sekitar 70 km utara Jatiluhur. Walau berkekuatan 7 SR, karena pusat gempa terletak 286 kilometer di bawah laut, getarannya hanya mengagetkan Jakarta.

Kegempaan di daerah aliran Sungai Citarum perlu diwaspadai, mengingat di wilayah ini ada obyek vital Waduk Saguling (kapasitas 700-1.400 megawatt/MW), Waduk Cirata (1.008 MW), dan Jatiluhur (187 MW). Ketiga PLTA itu memasok listrik untuk jaringan interkoneksi Pulau Jawa-Bali.(Dedi Muhtadi)

Baca artikel selengkapnya di Kompas edisi Kamis (4/8/2011).

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com