Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harimau Sumatera Terancam

Kompas.com - 19/07/2011, 20:50 WIB

PADANG, KOMPAS.com -  Populasi harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang ada di Sumatera Barat terancam kebiasan perburuan babi liar. Staf Konservasi Keanekaragaman Hayati, Seksi Konservasi Wilayah II Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar, Rully Permana, Selasa (19/7/2011) mengutarakan hal tersebut.

Sebagian masyarakat di Sumbar memiliki kebiasaan berburu hutan di akhir pekan. Rully mengatakan, kebiasaan itu mengurangi populasi babi hutan yang menjadi sumber makanan harimau Sumatera.

"Bahkan bukan harimau Sumatera saja, harimau dahan dan karnivora lain juga terancam," ujar Rully.

Saat ini populasi harimau Sumatera diperkirakan tinggal 300 ekor yang tersebar di seluruh wilayah Sumatera. Di dalamnya meliputi Taman Nasional Gunung Leuser, Taman Nasional Kerinci Seblat, dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.

Ia mengatakan, pengurangan populasi babi hutan bagi makanan harimau terutama terjadi dalam perburuan hingga jauh ke dalam batas hutan lindung. Padahal seekor harimau membutuhkan satu ekor babi hutan setiap tiga hari sekali.

Hingga sejauh ini memang belum ada upaya pendekatan secara formal agar mengurangi kegiatan berburu babi. Kalau melakukan perburuan babi hutan sebatas di kebun mungkin tidak mengapa, tapi jangan sampai ke hutan lindung, kata Rully.  

Ketua Persatuan Olahraga Buru Babi Indonesia (PORBBI) Kecamatan Baso, Kabupaten Agam, Sumatera Barat Haji Yanuar Datuk Nan Kodoh, saat dihubungi pada hari yang sama mengatakan kebiasaan berburu babi hutan sulit dihentikan. Karena perburuan ini membantu masyarakat banyak, katanya.

Menurut Yanuar, jika perburuan babi hutan dihentikan maka lahan pertanian warga akan habis dimakan hama babi tersebut. Selain lahan padi, imbuh Yanuar, kebun ubi dan jagung juga menjadi sasaran babi hutan.

Ia membenarkan, saat ini memang terjadi penurunan populasi babi hutan dan harimau yang dulu kerapkali masih terlihat di sela-sela perburuan. Dulu sekitar tahun 1980an, di sekitar kawasan Pangkalan, Kabupaten Limapuluh Kota masih kerap terlihat harimau, kata Yanuar.

Lepas Liar Menunggu

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com