Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mobil Penjelajah Sel-sel Manusia

Kompas.com - 10/07/2011, 11:03 WIB

KOMPAS.com - Manusia ternyata tak cuma berambisi menciptakan kendaraan terbaik untuk mengarungi jalan raya dan semesta. Perkembangan terkini, ilmuwan juga berhasil membuat struktur tetrahedron yang bisa dipakai sebagai mobil pengangkut molekul menuju relung sel manusia.

Struktur itu dibuat dari 4 untai DNA sintetis yang secara natural didesain agar memilin dirinya menjadi bentuk tetrahedron. Karena dibuat dengan tujuan menuju relung sel, maka mobil ini hanya memiliki tinggi 7 nanometer, tak seperti kendaraan umumnya yang berukuran meter.

Dalam eksperimen terbaru, sekelompok ilmuwan asal Oxford berhasil mencoba menggunakan mobil tetrahedron ini untuk menuju sel ginjal manusia yang dikulturkan. Observasi dengan mikroskop menunjukkan, mobil itu bisa bertahan dari serangan enzim di dalam sel selama 48 jam.

Keberhasilan ini membawa peluang baru. Suatu saat, mobil ini bisa dipakai untuk mengangkut molekul obat ke dalam sel. Obat bisa dijebak dalam mobil ini seperti seorang penumpang dan DNA penyusun mobil didesain bisa terurai kala bertemu target molekul dan melepaskan molekul obat.

Professor Andrew Tuberfield yang memimpin studi ini mengatakan, "Saat ini, kami hanya melakukan tes pembuatan dan ketahanan mobil dari DNA ini. Namun, hasil ini adalah langkah pertama untuk membuktikan bahwa mobil ini bisa dipakai sebagai pengangkut, seperti obat, di dalam sel yang hidup."

Penelitian sebelumnya membuktikan bahwa ukuran berperan penting dalam desain mobil ini. Studi sebelumnya telah membuktikan bahwa jika mobil berukuran kurang dari 50 nanometer, maka mobil memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk sukses memasuki sel target.

"Dengan ukuran 7 nanometer, tetrahedron DNA kami cukup kecil untuk bisa masuk sel, tapi masih terlalu besar untuk membawa muatan. Riset lanjut masih diperlukan untuk mengerti bagaimana mobil DNA ini menemukan targetnya di dalam sel," kata Tuberfield seperti dikutip situs web Physorg.

Hasil penelitian Tuberfield dan rekannya dipublikasikan dalam jurnal ACS Nano bulan ini. Jika nantinya terbukti keefektifannya, maka praktisi medis bakal menemukan alternatif baru untuk menghantarkan obat sehingga lebih efektif dalam menyembuhkan penyakit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau