Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peningkatan Produktivitas melalui Benih

Kompas.com - 21/06/2011, 21:08 WIB

KUTAI KARTANEGARA, KOMPAS.com - Perubahan iklim masih jadi kendala untuk mencapai ketahanan pangan dalam negeri. Untuk itu, pemerintah berupaya meningkatkan produktivitas pangan per satuan lahan melalui teknologi dengan menciptakan benih unggulan yang adaptif terhadap perubahan iklim.

"Saat ini kita masih menghadapi tantangan perubahan iklim. Untuk itu, peningkatan produktivitas melalui teknologi adalah keniscayaan," ujar Menteri Pertanian Suswono, dalam kunjungannya ke Pekan Nasional XIII di Stadion Aji Imbut, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Selasa (21/6/2011).

Suswono mengungkapkan, pemerintah tengah mengembangkan benih yang tahan terhadap genangan bernama Inpara, benih tahan kering bernama Inpago, dan benih tahan hama dengan nama Inpari 13.

Dengan adanya benih-benih tersebut perubahan iklim diharapkan tidak mengurangi produktivitas padi baik saat musim hujan maupun kemarau. "Benih ini sudah dimunculkan," kata Suswono.

Pemerintah menetapkan target produksi padi mencapai 70,6 juta ton gabah kering giling. Namun, Suswono mengakui, target produksi padi hingga pertengahan tahun ini belum terpenuhi.

"Ini karena musim tanam yang mundur. Selain itu, tidak terjadi panen raya yang massif karena iklim tidak normal," ucapnya.

Di samping pengembangan teknologi benih, Suswono menambahkan, peninhkatan produktivitas lahan dapat juga dilakukan dengan pemupukan berimbang dan penanganan pascapanen.

Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek menambahkan, untuk mendongkrak produksi pangan di Kaltim, pemerintah daerah sedang mengembangkan sentra pangan Delta Kayan Food Estate (DKFE) seluas 30.000 hektar di Kabupaten Bulungan.

Pada tahun 2010, Kaltim masih kekurangan 33.000 ton beras untuk memenuhi kebutuhan pangan sekitar 3,5 juta penduduknya. Kekurangan beras ini akhirnya dipasok dari Sulawesi.

"Saat ini sudah mulai ada penanaman di Bulungan. Diharapkan tahun depan kebutuhan pangan Kaltim sudah terpenuhi sendiri," ucap Awang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com