Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebagian Kelelawar Sudah Sulit Ditemukan

Kompas.com - 06/06/2011, 16:28 WIB

BOGOR, KOMPAS.com - Beberapa spesies kelelawar di Indonesia sudah sulit ditemukan. Hal tersebut diungkapkan oleh Dr. Ibnu Maryanto, peneliti kelelawar dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di sela acara Konferensi Internasional Kelelawar Asia Tenggara 2 hari ini (6/6/11) di Bogor.

Jenis kelelawar yang sudah sulit ditemukan itu antara lain Otomops johnstonoi yang endemik wilayah Alor dan Neopterus trostii yang biasa ditemukan di wilayah Sulawesi. "Sudah sulit ditemukan spesies itu. Paling cuma 1 atau 2 individu yang ditemukan," ujar Ibnu.

Menurut Ibnu, salah satu tekanan bagi kelelawar adalah perusakan kawasan karst atau perbukitan kapur di mana terdapat gua tempat kelelawar hidup. Faktor lain adalah berkurangnya jenis tumbuhan yang biasa menjadi sumber makanan kelelawar pemakan buah. "Hilang satu tumbuhan, hilang juga kelelawar," cetus Ibnu.

Ibnu mengatakan, sulit ditemukannya spesies kelelawar tertentu sangat disayangkan. Pasalnya, kelelawar memainkan peranan penting dalam ekosistem. Misalnya perannya dalam penyerbukan bunga, pengendalian populasi serangga oleh kelelawar pemakan serangga dan suplai energi bagi biota yang hidup dalam gua.

"Banyak buah seperti rambutan, durian dan duku penyerbukan bunganya dibantu kelelawar. Kalau kelelawar hilang, buah pun bisa lenyap," urai Ibnu. Menurutnya, salah satu sebab terganggunya panen rambutan, duku, durian, dan mangga tahun lalu adalah berkurangnya jumlah kelelawar yang menyerbukka bunganya.

Tanggung jawab biodiversitas

Kepala LIPI Prof. Dr. Lukman Hakim mengungkapkan, Indonesia merupakan negara megabiodiversity. Oleh karena itu, Indonesia memikul tanggung jawab besar dalam pelestarian biodiversitas, termasuk kelelawar. Menurutnya, pelestarian kelelawar bisa dibantu dengan pemanfaatan kebun raya untuk konservasi ex situ.

Lukman mengungkapkan, "Indonesia idealnya mempunyai 54 kebun raya. Kebun raya itu terutama berfungsi untuk aktivitas penelitian, konservasi dan pendidikan. Kemudian untuk wisata."

Menurut Lukman, kebun raya sangat potensial untuk pendidikan bagi generasi muda sehingga memiliki kesadaran konservasi. Sementara, Ibnu mengatakan bahwa perlindungan kelelawar bisa dilakukan dengan memelihara kawasan karst.

"Kan sudah ada aturan kawasan karst yang bisa ditambang dan tidak. Yang ada kelelawar dan wallet kan nggak boleh ditambang. Tapi, kenyataannya sekarang kelelawarnya diusir dulu baru ditambang," ungkapnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com