Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Spesies Baru Kelelawar dari Sulawesi

Kompas.com - 06/06/2011, 16:09 WIB

BOGOR, KOMPAS.com - Spesies kelelawar baru ditemukan di wilayah Sulawesi. Spesies tersebut ditemukan oleh Dr. Ibnu Maryanto bersama timnya dalam ketika melakukan penelitian dari wilayah utara hingga selatan Sulawesi. Nama spesies itu adalah Thoopterus suhaeniahi.

"Saya temukan sudah tahun lalu. Nanti Juni akan dipublikasikan di jurnal di Australia," ungkap Ibnu di sela Konferensi Internasional Kelelawar Asia Tenggara yang berlangsung Senin (6/6/2011) di Bogor.

Ibnu mengatakan, kelelawar spesies tersebut memiliki beberapa ciri yang khas. "Tubuhnya berwarna abu-abu gelap dan berperan dalam penyerbukan kayu besi. Kelelawar ini tidak memiliki lubang yang disebut postorbital foramen," urainya.

Menurut Ibnu, identifikasi spesies tersebut hanya dilakukan dengan pengamatan morfologis. Ia membantah bahwa penemuan spesies baru harus dilakukan dengan analisa molekuler. "Kalau sudah kelihatan berbeda ya itu spesies baru," jelasnya.

Sebelum menemukan spesies ini, Ibnu yang telah meneliti kelelawar sejak tahun 1985 juga telah menemukan beberapa spesies lainnya. Menurutnya, Indonesia saat ini memiliki 225 spesies kelelawar yang totalnya mencapai 11 persen spesies yang ada di dunia.

Ibnu mengungkapkan, "Kalau eksplorasi, kita masih bisa menemukan 10 spesies kelelawar per tahun." Menurutnya, hal itu karena lingkungan Indonesia sangat beragam. "Irian, Sulawesi dan wilayah lainnya itu sangat berbeda," paparnya.

Penemuan spesies baru ini pantas disambut gembira maupun dengan keprihatinan. Pasalnya, menurut Ibnu, spesies yang ditemukan ada, tapi juga banyak spesies yang hilang. Tekanan akibat perusakan habitat kelelawar adalah pemicu hilangnya kelelawar jenis tertentu.

Menurut Ibnu, perlindungan terhadap kelelawar harus dilakukan, salah satunya dengan melindungi kawasan karst. Ibnu mengungkapkan, kelelawar adalah spesies kunci yang berperan dalam keseimbangan ekosistem. Jika kelelawar tak ada, produksi buah bisa terganggu karena tak ada yang menyerbuki dan malaria bisa mewabah akibat kurangnya kontrol terhadap populasi serangga seperti nyamuk.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com