Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkuak Misteri Kematian Charles Darwin

Kompas.com - 09/05/2011, 20:04 WIB

KOMPAS.com - Kematian Charles Darwin yang dikenal lewat karya agungnya "The Origin of Species" sebagai dasar teori Evolusi telah lama menjadi misteri. Dalam sebuah paparan di acara Historical Clinicopathological Conference, 6 Mei 2011, misteri kematian Darwin tersebut akhirnya terkuak.

Sidney Cohen, direktur riset di Jefferson Medical College di Philladelphia memaparkan hasil analisisnya tentang kematian Darwin. Ia mengatakan bahwa Darwin menderita penyakit Chagas, infeksi Heliobacter pylori dan cyclic vomiting syndrome.

Menurut Cohen, Darwin mulai menderita penyakit Chagas dan infeksi parasit ketika digigit serangga yang mengandung parasit endemik Argentina dalam perjalanannya. Saat ini, penyakit tersebut bisa diobati dengan Benznidazole dan Nifurtimox.

Sementara, penyebab vomiting syndrom atau muntah-muntah belum bisa diuraikan. Kemungkinan sindrom itu berkaitan dengan stres dan akan hilang bila penyakit lain terobati. Dalam saat terparah penyakitnya, diketahui Darwin memuntahkan semua makanan, terutama setelah sarapan.

Darwin diketahui melakukan perjalanan ke Amerika Selatan dan Afrika, melewati Pasifik dan Kepulauan Galapagos selama 5 tahun. Dalam perjalanannya, Darwin mengalami gigitan serangga yang mengandung parasit endemik Argentina.

Meskipun diduga bahwa Darwin mengalami penyakit jantung, namun gigitan serangga yang memacu timbulnya penyakit lain itulah yang dikatakan penyebab utama kematian Darwin. Penyakit jantung sendiri diperkirakan dipacu oleh Chagas yang diderita.

Meninggalnya Darwin sebenarnya adalah sebuah ironi, sebab ia merupakan anak dan cucu seorang ahli medis. Lebih dari 2 lusin diagnosis, termasuk Skizophrenia dijatuhkan dan ragam obat diberikan, tapi tak berhasil. Para dokter bingung dengan gejala yang dialami darwin.

Cohen menyatakan, penelitian yang dilakukannya menambah kekagumannya pada Darwin. "Sulit untuk mengetahui bagaimana penyakit mempengaruhi karyanya. Tapi produktivitasnya tak pernah berkurang," katanya seperti dikutip AP.

Untuk menyimpulkan penyakit yang diderita Darwin, Cohen tak menggunakan sinar-X atau analisis darah apapun, sebab ia memang tak memilikinya. Cohen hanya menganalisa sekian gejala penyakit yang dialami Darwin.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com