Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Deformasi Sebabkan Gempa Cilacap

Kompas.com - 04/04/2011, 14:50 WIB

KOMPAS.com - Gempa bermagnitud 7,1 yang mengguncang Cilacap dinihari tadi pukul 3.06 WIB diduga akibat proses relaksasi yang diikuti post seismik deformasi gempa sebelumnya. Peringatan tsunami sempat dikeluarkan namun akhirnya dicabut oleh Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) pada pukul 4.40 WIB.

Pengamat gempa ITB Irwan Meilano mengatakan bahwa gempa yang terjadi di Cilacap berkaitan dengan gempa Pangandaran tahun 2006. Gempa Cilacap terjadi di lokasi yang sangat dekat dengan gempa Pangandaran tersebut.

"Gempa ini terjadi pada bagian atas gempa susulan akibat proses relaksasi yang diikuti post seismik deformasi gempa 2006, yang berdasarkan data masih terjadi hingga saat ini," katanya.

Gempa Cilacap diketahui terjadi akibat mekanisme normal atau sesar turun. Deformasi terjadi pada patahan seluas seluas 50 km x 25 km. Akibat gempa, diketahui terjadi pergeseran sebesar 1,5 meter.

Gempa Cilacap terjadi di dalam lempeng (interplate) Eurasia, bukan pada bidang kontak lempeng Indo-Australia dan Eurasia. Karenanya, meski berkaitan gempa Cilacap ini berbeda dengan gempa Pangandaran.

Irwan mengungkapkan, dalam beberapa kasus gempa interplate memiliki potensi tsunami. Tapi, ia menjelaskan bahwa terjadi atau tidaknya tsunami tergantung pada mekanisme gempa dan magnitud gempanya.

"Kalau sesar naik itu efektifitas terjadinya tsunami lebih tinggi daripada sesar turun. Tapi walaupun sesar turun kalau magnitudnya besar dan bergesernya banyak, bisa juga terjadi tsunami," jelasnya.

Hingga saat ini belum dilaporkan data kerusakan akibat gempa. Getaran gempa yang terjadi dinihari tadi sempat membuat masyarakat panik dan mengungsi. Satu orang dilaporkan tewas di pengungsian akibat terkejut dengan adanya gempa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com