Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sumber Radiasi Masih Misterius

Kompas.com - 26/03/2011, 03:50 WIB

Tokyo, Jumat - Para ilmuwan dan pekerja yang berusaha mengendalikan kerusakan reaktor nuklir di PLTN Fukushima Daiichi hingga Jumat (25/3) belum bisa menentukan sumber kebocoran radiasi yang melukai dua pekerja sehari sebelumnya. Meski demikian, kecil kemungkinan kebocoran itu akibat pecahnya lapisan pelindung terakhir reaktor.

Kedua pekerja tersebut dilarikan ke rumah sakit, Kamis, setelah kaki mereka terkena air di ruang bawah tanah reaktor Unit 3. Kaki mereka langsung terbakar setelah terkena radiasi yang mencapai 10.000 kali lipat dari level normal.

Sebelumnya pihak operator PLTN, Tokyo Electric Power Company (Tepco), mengatakan, ada kemungkinan tabung bertekanan yang menjadi lapisan pelindung terakhir (reactor pressure vessel/RPV) inti reaktor telah rusak atau pecah sehingga terjadi kebocoran air beradiasi sangat tinggi.

Namun, pernyataan tersebut dibantah Badan Keselamatan Industri dan Nuklir Jepang (NISA), yang tidak menemukan indikasi pecahnya lapisan pelindung reaktor. ”(Radiasi) itu bisa berasal dari sistem ventilasi atau kebocoran air dari pipa sirkulasi dan katup, tetapi tidak ada data yang menunjukkan (lapisan pelindung) telah pecah,” ucap juru bicara NISA, Hidehiko Nishiyama.

  Reaktor Unit 3 menjadi sumber kekhawatiran karena ini adalah satu-satunya reaktor, dari enam unit reaktor nuklir di PLTN Fukushima Daiichi, yang menggunakan bahan bakar campuran uranium dan plutonium yang cenderung tidak stabil. Ledakan gas hidrogen menghancurkan bangunan pelindung reaktor yang terbuat dari beton, 14 Maret, dan diduga telah menyebabkan kerusakan pada reaktor.

Kerusakan pada RPV adalah salah satu hal yang paling ditakutkan karena di balik lapisan ini terdapat inti reaktor yang mengandung 170 ton bahan bakar nuklir yang sangat radioaktif dan berbahaya.

Kemungkinan rusaknya lapisan ini juga ditepis para pakar keselamatan nuklir dari Eropa. ”Jika RPV itu benar-benar rusak, Anda pasti akan langsung tahu,” tutur Laurence Williams, profesor keselamatan nuklir dari John Tyndall Institute for Nuclear Research, Inggris.

Tingkat radiasi tinggi yang terekam, Kamis, diduga berasal dari pelepasan uap air dari RPV yang dilakukan untuk mengurangi tekanan dan temperatur teras reaktor.

”Mengalirkan air ke sirkuit utama reaktor adalah hal mendasar yang memang harus mereka lakukan untuk mengendalikan situasi,” kata Ole Reistad dari Otoritas Proteksi Radiasi Norwegia. Air yang mengalir melewati bahan bakar nuklir jelas akan memiliki radiasi tinggi.

Radius 30 kilometer

Pemerintah Jepang, Jumat, juga menganjurkan warga yang berada pada radius hingga 30 kilometer (km) dari PLTN Fukushima Daiichi agar mengungsi secara sukarela.

”Tidak menutup kemungkinan pemerintah akan mengeluarkan perintah evakuasi jika tingkat radiasi terus meningkat,” ujar Menteri Sekretaris Kabinet Yukio Edano.

Jejak kontaminasi radiasi dilaporkan sudah terdeteksi pada sayuran yang ditanam di kawasan Tokyo, 250 km dari PLTN tersebut. Pemerintah China juga menyatakan telah merawat dua turis asal Tokyo, Jepang, yang memiliki tingkat radiasi di atas normal di kota Wuxi, China timur. (AP/Reuters/AFP/DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com