Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Harimau Mati Tersengat Kawat Listrik

Kompas.com - 24/03/2011, 02:51 WIB

Jambi, Kompas - Dalam tiga pekan terakhir, dua harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae), mati akibat tersengat listrik dari kawat yang memagari perkebunan sawit warga di Desa Air Itam Laut, Kecamatan Sadu, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi. Kedua harimau ini diduga berasal dari kawasan Taman Nasional Berbak.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Jambi, Tri Siswo, Rabu (23/3) di Jambi, mengatakan, kejadian terakhir pada Senin (21/3), seekor harimau jantan dewasa sepanjang 1,5 meter dan tinggi 82 sentimeter, mati tersengat kawat listrik ketika hendak melintasi kebun sawit milik warga.

Tri Siswo memperkirakan kedua harimau yang tersengat kawat listrik tersebut berasal dari kawasan TN Berbak. Curah hujan yang masih tinggi mengakibatkan sebagian besar kawasan gambut ini tergenang air. Dia menduga harimau keluar kawasan itu untuk mencari tempat hunian yang lebih nyaman sekaligus mencari makanan.

”Kawat listrik ini sebaiknya dilepas agar tidak semakin banyak satwa liar dilindungi jadi korban,” ujarnya.

Konflik manusia dan satwa liar di Jambi meningkat dalam tiga tahun terakhir. Menurut catatan Kompas, sebanyak 13 warga tewas berkonflik dengan gajah dan harimau sumatera sejak tahun 2009, yaitu di Kabupaten Muaro Jambi dan Tebo. Di sisi lain, banyak pula aktivitas masyarakat yang mencuri, memperjualbelikan, dan menewaskan sejumlah satwa liar dilindungi.

Dari Riau diberitakan, seekor gajah betina dewasa ditemukan tergeletak dalam kondisi kritis di Desa Pinggir, Kecamatan Mandau, Duri, Bengkalis, pada Rabu dini hari. Di dekat induk gajah itu ada gajah kecil, yang diperkirakan berumur empat bulan, mengelilingi induknya.

Dari Jawa Timur dilaporkan, kasus hilangnya anak komodo di Kebun Binatang Surabaya (KBS) pada awal Maret bukanlah kasus pertama. Pada 2009, empat anak komodo di KBS hilang.

”Pengelola waktu itu tidak melaporkannya kepada polisi. Tetapi ada catatan soal itu,” kata Ketua Tim Pengelola Sementara KBS Tony Sumampau.

Hilangnya anak komodo awal Maret lalu dan pada 2009 terjadi pada saat ada polemik internal dalam kepengurusan KBS. Akibatnya, pengelolaan kebun binatang menjadi tidak maksimal. Selain ada satwa yang hilang, sejumlah satwa penghuni KBS juga dilaporkan mati, baik karena sakit, tua, atau kurang terurus.

Untuk mencegah kasus serupa, 18 anak komodo lainnya dipindahkan dari kandang terbuka ke lokasi penetasan. Mereka juga dipasangi mikrocip. (ITA/SAH/ARA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com