KOMPAS.com - Beberapa pemberitaan menyebut bahwa level radiasi di sekitar lokasi ledakan PLTN Fukushima, Jepang, telah melampaui ambang batas. Konsekuensi yang mungkin muncul adalah dampak negatif terhadap tubuh manusia. Namun, sebenarnya pada level berapakah radiasi bisa dikatakan berbahaya?
Berikut informasi dari World Nuclear Association, Science Media Centres of Japan and Australia, World Health Organization di Geneva, U.S. Centers for Disease Control and Prevention in Atlanta, dan U.S. Environmental Protection Agency in Washington.
Berdasarkan informasi tersebut, manusia maksimal mengalami paparan radiasi sebanyak 50 microsievert dalam satu tahun. Sementara, radiasi sebanyak 100 milisievert dalam setahun adalah level minimal di mana gejala kanker akan terlihat. Jika lebih, maka potensi kanker juga akan bertambah.
Dosis 1000 milisievert kumulatif akan meningkatkan insiden kanker fatal sekitar 5 persen. Radiasi 1000 milisievert sekaligus akan mengakibatkan sakit dan penurunan sel darah putih, namun takkan mengakibatkan kematian. Sementara dosis 5000 milisievert sekaligus akan menyebabkan kematian dalam 1 bulan.
Sebagai gambaran, awak pesawat yang terbang melewati kutub utara antara New York dan Tokyo akan mengalami paparan radiasi sebesar 9 milisievert. Sementara sinar X akan mengakibatkan paparan radiasi 0,1 milisievert. Manusia sendiri terpapar radiasi 2 milisievert per tahun karena radiasi sinar kosmos.
Paparan radiasi level tinggi bisa mengakibatkan sindrom radiasi akut yang menyebabkan kerusakan pada jaringan tubuh mansuia, penuaan dini, dan mungkin kematian. Paparan radiasi dalam tingkat rendah juga meningkatkan resiko sakit atau penurunan kondisi kesehatan.
Gejala pertama terkena adiasi adalah mual, muntah dan diare. Gejala bisa mulai dalam hitungan detik hingga hari serta bisa bertahan selama berhari-hari. Setelahnya, orang mungkin akan mersa sehat kemudian akan jatuh sakit lagi, hilang nafu makan, kejang dan mungkin koma.
Potassium iodide biasanya digunakan untuk mencegah paparan radiasi sehingga takkan menyerang kelenjar tiroid. Namun demikian, senyawa itu tak bisa mengembalikan kerusakan yang telah terjadi. Prussian blue juga bisa digunakan untuk membuang material radioaktif dari tubuh, namun hanya bisa digunakan dengan resep dokter.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.